Setelah mendapatkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) tahun 2012, Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan kembali melaksanakan Refreshing bagi Penyedia Pelayanan Vasektomi dan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pelayanan KB melalui Pre Service Training, Selasa (6/6/2023), di Banjarmasin.
Pada kegiatan refreshing telah dilayani sebanyak enam akseptor vasektomi yang berasal dari Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Barito Kuala. ”Peserta dokter muda telah diajarkan praktik pemasangan KB salah satunya mengenai materi vasektomi,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Ramlan.
Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, dr Eny Gustina , MPH yang membuka kegiatan refreshing melalui zoom mengatakan, pendekatan program KB yang saat ini dilakukan tidak hanya fokus pada pengendalian populasi dan penurunan fertilitas saja, tetapi juga diarahkan pada pemenuhan hak-hak reproduksi.
Baca juga: Moms dan Pops, Pajanan Rokok Sebabkan Anak jadi Stunting!
Lanjut Eny, partisipasi pria menjadi penting dalam KB dan kesehatan reproduksi karena pria adalah “partner” wanita dalam reproduksi dan seksual. Karenanya, pria dan wanita harus berbagi tanggung jawab. Namun, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan kesertaan pria dalam ber-KB masih rendah. Untuk kondom sebesar 2,5% dan vasektomi 0,2%.
Berdasarkan data New SIGA BKKBN tahun 2022, diketahui capaian kesertaan KB pria sebesar 2,48% atau hanya memenuhi 46,52% dari target yang telah ditetapkan sebesar 5,33%. Berdasarkan pelayanan KB Vasektomi per Juni tahun 2023, jumlah akseptor vasektomi yang dilayani di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 17 akseptor. “Upaya untuk meningkatkan partisipasi pria dalam pemakaian kontrasepsi telah kami lakukan secara intensif dan terus menerus,” terang Ramlan.
BKKBN memandang dokter umum yang telah mendapatkan kompetensi sangat besar dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, termasuk vasektomi. Beberapa pelayanan KB memang harus ditangani oleh dokter yang telah mendapat kewenangan untuk itu. Sebut saja, pelayanan vasektomi, tubektomi, implan, dan pelayanan metode kontrasepsi hormonal pada wanita dengan kondisi tertentu yang hanya boleh dilayani oleh dokter, seperti wanita dengan hipertensi.
Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) adalah operasi kecil yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis dengan harapan air mani yang keluar ketika ejakulasi tidak lagi mengandung sel sperma. Vasektomi merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen.
Hadir dalam kegiatan tersebut dr Sudharman T, MM, sebagai provider senior dalam pelaksanaan pelayanan vasektomi yang sudah melatih puluhan dokter di Kalimantan Selatan sebagai provider MOP sejak 1980-an sangat mendukung program pelatihan provider MOP.
”Saya support dengan semua provider yang sudah saya latih, Saya yakin semua yang sudah saya latih ke depannya menjadi provider yang mahir sehingga calon akseptor tidak perlu ragu untuk melakukan vasektomi,” ujar dr Sudharman.
Tidak Sakit
Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan menjadi salah satu tempat pelayanan vasektomi. Sebanyak dua akseptor dilayani di kantor ini. Mereka menyatakan tidak merasa sakit sedikit pun saat dilakukan operasi kecil.
Hairul Effendi (55) adalah akseptor yang sudah lama melakukan KB vasektomi. Terhitung sejak tahun 2010. “Saya merasakan sejak melakukan vasektomi tidak memiliki beban apapun dalam bersenggama dengan istri saya,” ujar Hairul yang memiliki empat anak.
Salah satu akseptor yang baru dilayani pada Mei ini adalah Ary Rohandy Azhar (37). Alasan Ary melakukan vasektomi karena sudah memiliki cukup anak dan demi meringankan beban istri agar tidak menggunakan KB hormonal. “Istri kadang-kadang lupa meminum pil KB dan juga anak saya sudah dua,” ujar Ary.
Begitu juga dengan Taufik (56), akseptor vasektomi dari Kabupaten Balangan yang melakukan vasektomi pada 31 Mei 2023. Karena tidak ingin kebobolan lagi karena sang istri lupa minum pil KB, Taufik bersedia menjadi peserta KB vasektomi. “Pun pula saya sudah memiliki tujuh anak, yang sangat membebani ekonomi keluarga,” ungkap Taufik.
Baca juga: Moms dan Pops, Demam Berdarah di Sekitar Kita, Untuk Perlindungan Komprehensif #Ayo3MplusVaksin
“Saat pandemi Covid-19, saya kehilangan pekerjaan. Agar keluarga saya sejahtera, saya memutuskan untuk melakukan vasektomi mengingat pada saat pandemi pun istri saya hamil anak ketujuh,” ungkap Taufik lirih.
Kegiatan Refreshing Bagi Penyedia Pelayanan Vasektomi dihadiri oleh Direktorat Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus, Perwakilan United Nations Fund for Population Activities (UNFPA), Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimatan Selatan, OPD KB Kabupaten Barito Kuala, OPD KB Kab. Banjar, OPD KB Kabupaten Tanah Laut, dan peserta provider dari Kabupaten Barito Kuala.
Adapun kegiatan Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pelayanan KB Melalui Pre Service Training dihadiri empat Narasumber, 20 orang dokter muda (Co Ass Obsgyn). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Ramlan.
Foto utama oleh reproductive-health-supplies-coalition dari Unsplash