Seakan setiap orang mengeluarkan sifat-sifat aslinya, meskipun sesungguhnya motif penyusunan strategi ini pun bukan atas dasar keserakahan. Semata karena ingin mewujudkan cita-cita mulia Angku Wan membangun desa sebagaimana pernah disuratkannya sebagai pesan terakhir.
Kepiawaian para pemain memerankan tiap tokoh juga terasa pas. Bahkan berdialog dalam bahasa daerah juga terasa ramah di telinga karena memang film Onde Mande melibatkan para pemain yang berdarah Minang.
Emir Mahira, aktor berdarah Minang dari garis ayah yang dalam film ini berperan sebagai Anwar, di mana ternyata dialah pewaris tunggal Angku Wan juga bermain ciamik. Meski lama tinggal di luar negeri dan baru-baru saja kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studi, beradu akting dengan para artis senior juga tak kalah.
Selain menghibur, tontonan ini juga telah berhasil mendefenisikan sebuah budaya sangat terperinci dan komplit. Kekayaan budaya Minang berikut kuliner khas dengan latar keindahan alam Sumatera Barat.
Apalagi penontonpun diajak sekaligus bisa belajar dan memahami prinsip hidup masyarakat setempat. Bagaimana mereka yang selama ini menetap di desa, atau yang merantau, bahkan yang tak pernah keluar desa terpaksa harus ke kota besar membawa misi tertentu. Semua tergambar apik.
Onde Mande ini akhirnya memang menyajikan ‘paket lengkap’ pengenalan budaya melalui seni film.
Nonton yuk, biar makin paham akan keberagaman budaya Indonesia. (ita sembiring)