Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.
Seorang ibu hamil datang ke praktek dengan keluhan putingnya datar atau terbenam. Ia menanyakan apa yang dapat dilakukan agar bayinya kelak dapat menyusu di payudara ibunya tersebut.
Apa yang terjadi?
Ketika ibu memiliki payudara dengan puting terbenam, ingat prinsip ini, yaitu: Apapun bentuk putingnya, tetap beri ASI. Puting terbenam bukan alasan bagi ibu untuk tidak memberikan ASI kepada bayinya. Ingat bahwa bayi tidak menyusu di puting ibu, namun di areola.
Ibu ini memiliki inisiatif yang baik dengan pergi ke dokter untuk menanyakan masalah ini sebelum bayinya lahir. Setelah bayi lahir, diharapkan ibu sudah mempunyai kepercayaan diri untuk memberikan ASI kepada bayinya, sekalipun putingnya terbenam.
Sebelum bayi lahir, jangan lakukan tindakan apapun yang bertujuan untuk membuat puting menonjol keluar. Tindakan-tindakan tersebut dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin. Hormon ini menyebabkan rahim berkontraksi sehingga bayi dapat dilahirkan sebelum waktunya.
Baca juga: Manfaat dan Penerapan Sleep Training pada Bayi
Jika mau melakukan tindakan yang bertujuan untuk membuat puting menonjol keluar, lakukan setelah bayi lahir. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah dari kedua tangan ibu. Letakkan di sekitar areola. Lakukan gerakkan yang berawal dari sekitar puting kearah luar sambil agak ditekan. Diharapkan gerakan ini mampu untuk membuat puting yang terbenam menonjol ke luar.
Saat terlihat sudah menonjol keluar sedikit, letakkan mulut bayi di payudara ibu. Gerakkan lidah bayi yang menjulur keluar dan ditarik kembali masuk ke dalam mulut (seperti lidah kucing yang minum susu di piring) diharapkan dapat membantu puting ibu untuk lebih menonjol keluar lagi.
Bila puting tidak kunjung menonjol ke luar setelah dilakukan tindakan di atas, sekali lagi, bukan alasan bagi ibu untuk tidak dapat menyusui bayinya. Coba dan latih terus bayi untuk melakukan pelekatan yang baik dan benar. Bagaimana bentuk pelekatan yang baik dan benar dari seorang bayi, adalah mulut harus terbuka lebar, dagu menempel di payudara, bibir dower, dan areola sebanyak-banyaknya masuk ke dalam mulut bayi.
Kalau puting ibu tidak dapat menonjol keluar dan upaya melekatkan mulut bayi ke payudara ibu juga tidak berhasil, ibu dapat memerah ASI-nya dan memberikannya dengan menggunakan cup feeder.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika ibu memberi ASI dengan menggunakan cup feeder adalah:
1. Gendong bayi sedemikian rupa dengan posisi setengah duduk.
2. Isi cup feeder dengan ASI.
3. Letakkan bibir cup feeder menempel pada bibir bagian bawah.
4. Alirkan hingga ASI menyentuh bibir.
5. Bayi akan terlihat menjulurkan lidahnya untuk memasukkan ASI ke dalam mulutnya.
6. Pastikan ASI mengalir terus hingga menyentuh bibir.
7. Sendawakan bayi jika perlu.
Tetap tidak dianjurkan untuk menggunakan botol dan dot karena ternyata lebih banyak rugi dibanding untungnya, antara lain adalah gigi bayi akan tumbuh mengarah ke depan dan mudah terjadi infeksi telinga.
Banyak ibu-ibu di luar sana yang sudah putus asa duluan dan langsung berpikiran untuk memberikan susu formula segera setelah bayinya lahir. Sampaikan masalah puting ibu yang terbenam pada saat kontrol kehamilan agar dokter dapat mempersiapkan pengetahuan dan mental ibu sebelum bayinya lahir.
Baca juga: Perempuan Anemia Berisiko Tinggi Lahirkan Bayi Stunting
Mental ibu yang tidak dipersiapkan dengan baik dapat berpengaruh pada hormon oksitosin yang bertanggungjawab terhadap kelancaran dari keluarnya ASI. Hal ini akan membuat segalanya seperti lingkaran setan yang kita tidak tahu mau mulai darimana memutus lingkarannya.
Dari buku Di Balik Kamar Praktek: Jawaban atas Pertanyaan Seputar ASI oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA
Foto utama dari Burst