Apa “Hyper-Parenting” dan Bagaimana Mengenalinya?

Berikut berapa contoh hyperparenting yang dapat memperluas cakrawala kita memiliki modal memadai melakukan pendampingan yang pas dan bernas.
• Pendampingan helikopter
Pola ini mengilustrasikan bahwa kita sebagai orang tua secara terus-menerus mengawasi anak-anak dan berusaha mengendalikan setiap aspek kehidupan. Orang tua dalam pola ini mungkin ikut campur mengatur pekerjaan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, bahkan persahabatan mereka.

• Pengasuhan raja kecil
Orang tua raja kecil memberi semua yang anak inginkan, kebendaan atau materialistis. Termasuk membelikan anak-anak mainan, pakaian dan gawai mahal. Bahkan mungkin menyekolahkan ke sekolah terkenal dan mahal serta mengundang guru privat ke rumah yang juga mahal.

• Mengasuh ala macan
Induk macan menuntut banyak dari anak-anaknya agar mampu dalam banyak hal. Mendorong, misalnya agar berprestasi di sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler. Para orang tua dengan pola pendampingan ini mungkin akan dengan cepat mengkritik jika anak tidak mampu memenuhi harapan.

• Pengasuhan maju bersama
Orangtua dengan pola pendampingan maju bersama sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak. Mereka mungkin mendaftarkan anak-anak dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Aktif di sekolah anak-anak dalam berbagai kegiatan sekolah.

Baca juga: Luncurkan CTA Cruise, Si Kecil dan Kakak Main Skateboard dan Nongkrong Seru di Ajang Converse CONS Project

Gaya pengasuhan di atas merupakan beberapa ilustrasi hyperparenting. Penting dicatat bahwa tidak semua orang tua yang mempraktikkan perilaku tersebut melakukannya karena hendak melakukan pengendalian atau bersikap perfeksionisme. Sekali lagi, ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anak.

Mereka percaya bahwa hal itu yang memaksa orang tua masuk dan sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak. Namun, penting menyadari ada potensi konsekuensi dari pola pendampingan berlebihan. Jadi, mutlak menemukan keseimbangan yang sesuai untuk kepentingan semua anggota keluarga.

Mari kita lihat beberapa konsekuensi potensial sebagai resultante logis dari pola pendampingan hyperparenting, anak-anak mungkin mengalami sebagai berikut:
• Merasa kewalahan, tertekan berlebihan dan akhirnya jengkel.
• Mengalami kesulitan mengembangkan kemandirian dan keterampilan dalam membuat keputusan atas upaya sendiri.
• Menajdi rendah diri.
• Kesulitan membangun dan memelihara hubungan dengan teman sebaya dan orang lain yang lebih matang.

Jika kita sebagai orang tua khawatir telah mempraktikkan hyperparenting, ada beberapa hal dapat dilakukan guna mengubah gaya pendampingan tersebut.

Sebaiknya orang tua mundur selangkah dan memberi ruang memadai melakukan aktivitas sesuai kondisi anak. Biarkan membuat beberapa keputusan, termasuk kesalahan, namun yang sesuai dan mereka anggap pas untuk itu. Fokus membangun harga diri anak-anak dengan memuji proses pencapaian sekaligus membantu mengidentifikasi kekuatannya.

Cobalah lebih santai melakukan pendampingan. Caranya, kenang kembali bagaimana dulu kita menikmati masa kecil bersama orang tua kita.

Foto dari Burst

“Kebahagiaan masa kecil mungkin merupakan hadiah terindah dalam hidup. Mengenang dan membawa masa kecil di setiap langkah dalam kehidupan, menjadikan kita takkan pernah merasa menjadi lebih tua. Salah satu hal paling beruntung dapat terjadi dalam hidup kita, adalah memiliki masa kecil bahagia. Jadi, cara terbaik membuat anak-anak menjadi lebih baik dalam bertumbuh dan berkembang: Membuatnya selalu bahagia!”

Masa kecil adalah waktu menemukan dan mengembangkan diri. Tahap belajar tentang dunia dan diri sendiri. Memahami hidup sebagai petualangan tanpa akhir dengan kemungkinan tak terbatas, bebas lepas tetapi bernas.

Baca juga: 5 Manfaat Berkunjung ke Museum bagi Si Kecil

Pengalaman semasa menjalani kehidupan sampai dengan 10 tahun pertama memengaruhi perkembangan arsitektur otak. Inilah landasan bagi semua pembelajaran, perilaku, kesehatan dan kesejahteraan di masa depan. Fondasi kuat yang akan memampukan anak-anak mengembangkan keterampilan dan sikap yang dibutuhkan menjadi orang dewasa yang bermanfaat bagi seluruh semesta alam dan berfungsi dengan baik untuk kemaslahatan.

“Masa kanak-kanak: Membuat kita mengingat saat terbaik dalam hidup yang membentuk dasar dan cara pikir untuk masa depan terbaik. Ketika seseorang memiliki kenangan masa kecil yang baik, mereka akan tumbuh menjadi individu yang bahagia. Waspada, jika seseorang memiliki ingatan masa kecil traumatis, besar kemungkinan sangat memengaruhi kehidupan dewasa mereka kelak!”

Maximus Gorky Sembiring adalah seorang pegiat pembelajaran
sepanjang hayat & praktisi pendidikan jarak jauh serta guru
besar Manajemen Pendidikan Jarak Jauh di Universitas Terbuka.

Foto utama oleh August de Richelieu dari pexels

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories