Sosok ibu adalah guru pertama dan utama yang bertanggungjawab pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) pada anak. Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan seorang Ibu agar dapat mengasuh anaknya dengan baik.
Pada prakteknya banyak pula ibu, baik ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja rentan mengalami kesehatan mental. Penelitian Health Collaborative Center pada Pekan ASI Sedunia 2022 membuktikan 6 dari 10 Ibu Menyusui di Indonesia tidak bahagia.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga pada kegiatan Sosialisasi Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga di Semarang, Jawa Tengah menyatakan bahwa kesehatan ibu, baik fisik maupun mental harus tetap dijaga.
Baca juga: Peringati HAN 2023: Dengarkan, Ini Suara Anak Indonesia
“Ibu bekerja dan ibu rumah tangga sama-sama bertanggung jawab pada keluarga sehingga rentan mengalami kesehatan mental. Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan. Ibu yang bahagia akan memiliki kesehatan yang bagus sehingga mempengaruhi pola asuh dan tumbuh kembang pada anak. Istri tidak boleh stress karena mempengaruhi perkembangan janin. Sosialisasi Model Kesehatan Jiwa ini sebaiknya diberikan juga kepada para suami atau ayah atau pendamping pria, karena kesehatan mental istri, termasuk ibu hamil dan menyusui, banyak dipengaruhi juga oleh peran suami di rumah,” ujar Menteri PPPA di Semarang pada Sabtu, 22 Juli 2023.
Rumah PELITA (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta) di Semarang Barat menjadi lokasi pertama penerapan Model Promosi Kesehatan Jiwa. Rumah PELITA dikhususkan bagi bayi di bawah usia 2 tahun yang mengalami stunting dan juga difungsikan untuk penitipan anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja. Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Pendamping Keluarga diinsiasi oleh komunitas Wanita Indonesia Keren.
“Saya memberikan apresiasi kepada Wanita Indonesia Keren (WIK) atas ide untuk melakukan intervensi agar di Posyandu ada pendampingan kesehatan jiwa. Intervensi pada 1000 Hari Pertama Kehdupan itu sangat penting. Posyandu dipilih menjadi target pertama pada Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga karena Posyandu sudah terbukti melahirkan generasi yang tangguh dan memiliki kader yang baik. Kami pikir ini ide berani untuk lebih menguatkan pengetahuan para kader Posyandu yang sudah diakui keberhasilannya,” tegas Menteri PPPA.
Maria Ekowati, Ketua Wanita Indonesia Keren menyatakan WIK adalah komunitas yang memberi ruang kepada para perempuan/wanita untuk dapat kreatif, energik, responsive, Maria Ekowati, Ketua Wanita Indonesia Keren menjelaskan WIK adalah komunitas yang anggotanya terus mengasah empati dan kerja nyata sehingga dapat mandiri secara ekonomi dan memiliki kepribadian yang tangguh. Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga adalah salah satu program untuk mendukung Indonesia Bebas Stunting.
“Kami meyakini perlu adanya promosi kesehatan mental di komunitas yang bisa diterapkan di tingkat posyandu dan pendamping keluarga. Posyandu masih bisa diandalkan sebagai pusat informasi dan pelayanan bagi ibu-ibu hamil. Kader-kadernya juga memiliki profesionalitas yang bagus. Model Kesehatan Jiwa ini juga didasari oleh data dari penelitian dari HCC tahun 2022 bahwa 6 dari 10 Ibu menyusui di Indonesia tidak bahagia. Kondisi ini dipengaruhi oleh kurangnya dukungan suami dan keluarga, gangguan klinis depresi pasca persalinan yang memanjang dan tidak adanya akses konseling, skrining dan diagnostik cepat di awal gangguan. Nah disini kami berharap model promos kesehatan jiwa ini membantu para kader Posyandu dapat membantu ibu-ibu mempunyai kemampuan menyusui ASI secara eksklusif,” ujar Maria.
Sementara itu, Walikota Semarang , Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap pengetahuan dan ketrampilan para kader posyandu dapat lebih berkualitas dengan adanya modul yang dihasilkan dari Model Promosi Kesehatan Jiwa ini.
Baca juga: Rayakan Hari Anak Nasional, Si Kecil Ramai-Ramai Seru-Seruan di Ajang Dash Splash
“Rumah PELITA menjadi posyandu percontohan untuk Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga. Model ini bagus, para kelompok ibu dan anak-anak bisa terintegrasi kesehatannya, secara fisik dan kesehatan jiwa. Kami harap Wanita Indonesia Keren segera membuat modul-modulnya yang bisa dengan mudah dipelajari dan tahun ini model ini bisa dilaksanakan di Semarang. Kebetulan tahun ini Rumah PELITA akan diluncurkan di 16 kecamatan. Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk ibu-ibu dan para kader posyandu bisa selalu sehat dan menjadi hebat,” tutur Hevearita atau Mbak Ita.
Pada kesempatan ini juga dilakukan pemberian bantuan 50 pasang sepatu untuk anak-anak. Kegiatan pemberian bantuan ini merupakan rangkaian dari JELAJAH SAPA sebagai bagian dari peringatan Hari Anak Nasional.
Foto utama oleh Kevin Liang dari Unsplash