Optimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Seni Nusantara

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan “Tunjukkan Indonesiamu: Pergelaran Kolosal 17 Tarian Tradisional Indonesia” yang diselenggarakan oleh Yayasan Belantara Budaya Indonesia sebagai salah satu bentuk kecintaan dan kebanggaan akan keragaman, kekayaan, serta warisan budaya nusantara dalam semarak peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Menteri PPPA mengungkapkan, pergelaran seni dan budaya, khususnya pertunjukan tarian tradisional merupakan kegiatan positif karena anak secara langsung mendekat dan melekat pada nilai-nilai budaya, cita rasa seni sehingga secara alamiah terpelihara dan terwariskan. Bila semakin banyak anak terlibat dan berkiprah dalam kegiatan seni budaya, maka seberapapun besar gempuran teknologi, informasi, dan globalisasi, maka anak-anak akan tetap mampu bertahan dan bahkan menjadikan seni budaya sebagai wahana utama tumbuh kembang yang konstruktif.

“Dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat dirasakan oleh anak dan remaja, maka kita perlu menanamkan dan menumbuhkan rasa kecintaan akan kekayaan warisan budaya nusantara yang begitu beragam kepada anak-anak kita di waktu luangnya. Salah satu bentuk menanamkan rasa kecintaannya adalah melalui kegiatan budaya seni tari dan musik tradisional yang sarat akan makna dan kearifan lokal budaya Indonesia,” ujar Menteri PPPA dalam sambutannya, Sabtu (19/8).

Baca juga: Momen HUT RI ke-78, Bayi di Indonesia Dapat Imunisasi Rotavirus

Menteri PPPA meyakini bahwa budaya nusantara akan kokoh berdiri di antara budaya-budaya lain bila kegiatan seni budaya, seni tari dan musik tradisional terus dihidupkan di semua segi kehidupan anak. Sekaligus kegiatan seni budaya merupakan salah satu bentuk pemenuhan hak anak dalam pemanfaat waktu luangnya terutama di luar waktu sekolah dan di luar rumah.

Menteri PPPA juga mengajak setiap orang harus cerdas dan kreatif dalam menggali potensi lokal, nilai kearifan masyarakat, serta memaksimalkan peran anak untuk berpartisipasi aktif, memanfaatkan waktu luang, memperluas wawasan, dan menggali potensi melalui kegiatan budaya seni tari dan musik tradisional.

“Kegiatan budaya seni tari dan musik tradisional merupakan suatu kegiatan positif, kreatif, dan produktif yang dapat mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak baik secara fisik, kecerdasan, sosio emosional, bahasa dan komunikasi, meningkatkan kepercayaan diri, serta kerjasama dan interaksi dengan teman sesama. Proses tersebut tentunya sangat berkontribusi dalam memperkuat upaya kita bersama untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Indonesia Layak Anak 2030,” tutur Menteri PPPA.

Lebih lanjut, Menteri PPPA mengingatkan kepada orang tua untuk terus mendukung pemenuhan hak anak dalam berpartisipasi dan pemanfaatan waktu luangnya karena hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama. Menteri PPPA pun menyampaikan apresiasi yang luar biasa terhadap komitmen Yayasan Belantara Budaya Indonesia yang secara berkesinambungan terus mendukung pemenuhan hak anak, anak berkebutuhan khusus, dan perempuan Indonesia melalui pendampingan yang berfokus melalui kesenian dan kebudayaan.

“Semoga pergelaran ini menjadi langkah awal bagi anak-anak kita untuk terus mengembangkan kemampuan dan potensi dalam memperkenalkan dan melestarikan kekayaan warisan budaya Indonesia baik itu secara regional, nasional, maupun di kancah internasional. Bagi anak-anak Bunda, semoga kalian dapat terus berkarya dan berinovasi dalam mengembangkan bakat luar biasa kalian karena kalianlah yang akan memegang tongkat estafet dalam memajukan bangsa Indonesia,” tandas Menteri PPPA.

Dalam kesempatan tersebut, penggagas Yayasan Belantara Budaya Indonesia, Diah Kusumawardani Wijayanti menyampaikan bahwa Yayasan Belantara Budaya Indonesia merupakan yayasan kepedulian yang berfokus pada pendidikan dan perkembangan karakter anak-anak dan remaja di Indonesia melalui kesenian dan kebudayaan.

“Selama 10 tahun berkarya, Yayasan Belantara Budaya Indonesia telah memiliki 18 sekolah tari dan musik tradisional yang 2 diantaranya adalah sekolah khusus difabel dan telah mengampu 7000 siswa binaan dimana 99% siswanya merupakan perempuan. Sekolah tari dan musik tradisional milik Yayasan Belantara Budaya Indonesia merupakan sekolah gratis tanpa adanya pungutan biaya yang dapat diikuti oleh siapapun yang ingin mempelajari ataupun memperdalam wawasannya akan kekayaan warisan budaya dan tradisi Indonesia melalui karya seni tari dan musik,” ungkap Diah.

Baca juga: Kesepahaman Delapan K/L Lindungi Anak dari Kekerasan Ditandatangani

Diah mengemukakan, sejalan dengan visi Yayasan Belantara Budaya Indonesia untuk menjadi wadah dalam pembelajaran seni budaya dan tradisi Indonesia bagi generasi muda, kegiatan “Tunjukkan Indonesiamu: Pergelaran Kolosal 17 Tarian Tradisional Indonesia” diharapkan dapat mengajak anak Indonesia, khususnya generasi muda untuk bangga melestarikan budaya dan tradisi nusantara. Diah juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama dan bergandeng tangan dalan melestarian budaya dan tradisi Indonesia.

Pergelaran tersebut diikuti oleh sejumlah 378 penari dimana diantaranya 375 penari perempuan dan 3 penari laki-laki, 17 anak berkebutuhan khusus atau difabel, dan 45 perempuan binaan Yayasan Belantara Budaya Indonesia yang menampilkan medley 17 tarian tradisional Indonesia seperti tari piring, tari payung, tari bungong jeumpa, tari jaipong, dan tari mapadendang, serta musik angklung yang sarat makna dan pesan akan warisan budaya dan tradisi Indonesia.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories