Tanda-tanda apa yang justru mengarah ke kejang asli?
Kejang asli dapat muncul mendadak kapanpun tanpa pemicu yang jelas, terutama pada anak yang sudah didiagnosa dengan epilepsi (ayan). Anak epilepsi sering mengalami kejang saat baru terbangun dari tidur panjang.
Selesai kejang, dapat terjadi gejala-gejala seperti orang yang baru pulih kesadarannya, contohnya seperti kebingungan, rasa mengantuk, pusing, nyeri kepala, dan mual. Gejala-gejala ini dikenal dengan istilah gejala pasca kejang. Anak yang mengalami kejang palsu, jarang sekali terjadi gejala pasca kejang.
Lamanya kejang tidak lebih dari 20 menit. Berbeda dengan kejang palsu yang dapat berlangsung lebih lama dibanding kejang asli.
Pada anak-anak dengan riwayat gangguan perkembangan, seperti autisme, retardasi mental, atau cedera otak/saraf, maka kemungkinan anak tersebut mengalami kejang asli semakin meningkat.
Kesimpulan
Untuk membedakan kejang asli dan kejang palsu, penting untuk memiliki informasi tentang kejadiannya yang menyeluruh. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua pada saat anak sedang mengalami episode kejang, antara lain adalah kapan kejang terjadi, berapa lama kejang berlangsung, seperti apa gerakan kejangnya, apa yang dirasakan oleh anak jika memungkinkan, dan apakah ada faktor pemicu, seperti apakah anak sedang emosi, stres, atau baru selesai melakukan aktivitas berat.
Akan lebih baik lagi apabila orang tua dapat membuat video rekaman kejadian saat kejang terjadi. Tujuannya adalah agar dokter dapat menilai lebih baik, apakah kejang tersebut asli atau palsu. Apabila ternyata benar kejang asli, maka dokter akan memberikan obat, dan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti electroencephalogram. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk membantu menentukan apakah kejang yang dialami anak itu asli atau palsu.
