Memperingati hari sumpah pemuda yang jatuh pada 28 Oktober setiap tahunnya, Save the Children Indonesia bersama ratusan anak – anak dan orang muda di Sumba Barat menyelenggarakan “Panggung Suara Anak”. Panggung suara anak merupakan 1 dari 21 inisiasi anak- anak dan orang muda yang berfokus menyuarakan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi dan hak perlindungan anak ditengah situasi krisis iklim.
“Melalui inisiasi Panggung Suara Anak ini, kami ingin memastikan bahwa setiap anak yang ada di Sumba Barat, khususnya mereka yang berada di daerah yang sulit akses pendidikan dan informasi mendapatkan kesempatan yang sama dalam meningkatkan potensi yang mereka miliki. Dengan membekali kemampuan abad 21, kami berharap mereka dapat menjadi agen perubahan di komunitasnya di masa depan,” jelas David Walla, Acting Senior Program Implementation Manager Save the Children Indonesia.
Hasil studi Save the Children tahun 2022 terhadap 250 siswa di enam kecamatan di Sumba Barat menunjukkan bahwa 55% siswa mengaku paham mengenai isu sosial di lingkungannya. Sekitar 77% siswa ingin membuat perubahan dan berkontribusi, tetapi mereka tidak percaya diri untuk mendiskusikan ide yang dimiliki dengan orang dewasa.
Tak hanya itu, hasil wawancara Save the Children Indonesia tahun 2023 kepada 20 anak remaja menemukan bahwa anak-anak dan orang muda di Sumba Barat masih mengalami kesulitan akses informasi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi dan isu tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan.
Baca juga: Gerakan Anak Sehat Diluncurkan Sebagai Upaya Kolektif Cegah Stunting
“Saat ini ruang untuk pengembangan diri anak muda masih terbatas. Ruang pengembangan anak muda sudah ada namun hanya diakses oleh anak–anak yang tergabung dalam kelompok/komunitas tertentu. Sehingga kebanyakan anak dan orang muda lebih banyak melakukan hal-hal negatif seperti kecanduan game online, konsumsi minuman keras, krisis kepercayaan diri, dan tidak mengenal diri dengan baik,” tutur Riswan (15 tahun).
Panggung Suara Anak bertujuan untuk memberikan ruang aman bagi anak-anak dan orang muda dalam menyuarakan isu yang menjadi keresahan mereka dan sebagai ruang untuk menampilkan ide solusi atas permasalahan sosial yang telah mereka buat.
Diselenggarakan selama 2 hari, 27 – 28 Oktober 2023, acara ini diharapkan dapat menjangkau 200 anak dan orang muda di Kabupaten Sumba Barat. Pada kegiatan ini, anak-anak dan orang muda yang tergabung dalam program SHIFT dan i2Change menyampaikan pesan advokasi secara langsung di hadapan Bupati dan Pemerintah terkait hak perlindungan anak disituasi krisis iklim dan hak akses informasi terkait kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja. Selain itu, mereka berkesempatan untuk mempresentasikan gagasan perubahan yang telah mereka implementasikan di hadapan Bupati, Perwakilan Pemerintah, Komunitas Sekolah, Komunitas Lokal, dan mitra terkait lainnya.
Baca juga: Ajak Cintai Tanah Air, The Future Voices Rilis Single ‘Indonesia’s Dreams’
Dalam Panggung Suara Anak, Save the Children juga mengundang Public Figure yaitu Marcel Chandrawinata untuk hadir dan turut menyuarakan keresahan anak-anak dan orang muda di Sumba. Tidak hanya itu, Marcel juga akan menyampaikan pengalamannya dalam memberikan kontribusi positif ke komunitasnya yang dikemas dalam talk show inspiratif ‘Menjadi Pembawa Perubahan’. Harapannya kehadiran public figure ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi anak-anak dan orang muda di Sumba agar lebih percaya diri menjadi Agen Pembawa Perubahan di komunitasnya.
Program Inclusive Incubator for Young Changemakers atau i2Change merupakan program pemberdayaan anak-anak dan orang muda berusia 15-24 tahun yang terkena dampak ketidaksetaraan dan diskriminasi di Sumba Barat. Sedangkan Program SHIFT merupakan akselerator kampanye untuk orang muda berusia 14-25 tahun yang ingin mempengaruhi perubahan positif di komunitasnya.
Sebagai bagian dari Program Sponsorship Save the Children Indonesia, program ini bermitra dengan Sumba Cendekia dan English Goes to Kampung dalam mengembangkan program peningkatan kapasitas bagi anak-anak dan orang muda di Sumba.