Mungkin banyak yang asing dengan nama Jagoi Babang. Nama tokoh masyarakat kah? Atau nama suku?. Jagoi Babang adalah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Sarawak-Malaysia. Di Jagoi Babang pula berdiri rumah adat Boli Panggah Bipokat yang menjadi bukti pelestarian adat dan budaya di Jagoi Babang.
Rumah adat ini memang bukan rumah peninggalan dari jaman dahulu. Usianya baru 20 tahun. Lalu apa istimewanya? Boli Panggah Bipokat diinisiasi oleh Bapak Jessi Ak Lakeng pada Januari 2014 atas kekhawatirannya akan tradisi adat, budaya serta sejarah Jagoi yang memudar seiring berjalannya waktu. Maka pelestarian adat dan budaya sangat perlu dijaga karena tradisi adat dan budaya merupakan identitas penunjuk kaum yang hidup berkelompok didaerah tertentu.
Pada Februari 2014, penancapan tiang pertama dilakukan sebagai simbol dimulainya pembangunan rumah adat dengan tujuan mulianya sebagai sumber sejarah pemukiman suku Dayak Bidayuh Bijagoi dan identitas sejarah adat serta tradisi budaya Jagoi Babang.
Boli Panggah Bipokat merupakan rumah panggung dengan ketinggian mencapai 10 meter. Menurut warga setempat, dibuat tinggi untuk menghindari binatang buas dan banjir. Bentuk rumahnya melingkar dan terdiri dari 4 lantai, terhitung dari pondasinya. Kerangka dan pembuatannya dibuat sesuai dengan sejarah sosial kehidupan masyarakat adat di Jagoi Babang.
- Delapan tongkat (8 Segi pondasi) maknanya ada delapan hal yang membuat
orang Jagoi bisa bertahan sampai dengan saat ini: tanah pemukiman, makan dan minum, keamanan, adat budaya, persatuan, tolong menolong, beradab dan rukun, adil sesama
Kedelapan hal tersebut merupakan pondasi yang kuat untuk bertahan sampai
saat ini.
- Satu tiang tengah dari bawah sampai ke atas mengambarkan kemufakatan,
identitas suku yang bertahan dalam keberagaman, kekuatan dalam sejarah Jagoi
Babang.
- Serasar penutup anak tangga pertama, artinya menaungi harapan dalam
perjalanan kehidupan generasi Bijagoi yag akan naik ke atas selalu dilindungi
dari hal-hal yang tidak baik. - Tali pengikat ada empat (Ijuk, Rotan, Belaran/ Tibodu dan kawat) mengambarkan
keterikatan dalam kehidupan, ada keterbatasan yang harus kita hormati yaitu:
ikatan kaum, adat istiadat, norma dan tata tertib, undang-undang. - Empat lantai Rumah Adat Pangah “Bi Pokat” terhitung dari pondasi sampai
keatas artinya pada tahun 2014 Bibabang sudah empat keturunan atau generasi
sampai berdirinya rumah adat ini, dan setiap lantai mempunyai makna tersendiri.
Kekuatan dan keteguhan, sosial budaya dalam bermasyarakat, keterikatan dalam kemufakatan serta warisan dan budaya