Pola Asuh Kunci Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menghadiri talkshow Festival Keluarga Indonesia di Jakarta. Di depan para peserta talkshow, Menteri PPPA menegaskan pola asuh yang baik dalam keluarga berpengaruh besar mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan dan perlindungan. Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendapatkan bimbingan perkawinan agar memiliki pemahaman yang baik tentang pola asuh,” ujar Menteri PPPA di depan peserta talkshow yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-102 pada Sabtu (01/02).

Menteri PPPA menambahkan pengasuhan adalah menjadi tanggung jawab utama ayah dan ibu. Menteri PPPA mengingatkan tentang data dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang menyebutkan sekitar 20% anak Indonesia mengalami kekurangan perhatian dari ayahnya.

Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab bersama antara ayah dan ibu. Ayah memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak, yang dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka di masa depan. Stereotipe berbasis gender dalam pengasuhan perlu dihilangkan, misalnya dengan mengajarkan anak laki-laki dan perempuan untuk berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tanpa membedakan berdasarkan jenis kelamin. Sebagai upaya mendukung peran ayah dalam pengasuhan anak, beberapa daerah telah menginisiasi gerakan ayah, di mana para ayah diwajibkan untuk lebih aktif dalam mengasuh anak, termasuk menemani anak ke sekolah dan mengambil rapor,” tutur Menteri PPPA.

Dalam konteks pengasuhan anak di era digital, Menteri PPPA juga menekankan bahwa orang tua harus memiliki strategi dalam membimbing anak agar mereka dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak, serta terlindungi dari dampak negatif seperti kecanduan gawai, eksploitasi online, dan paparan konten yang tidak sesuai.

Talkshow sebagai rangkaian Harlah NU mengangkat konsep pola asuh yang diterapkan oleh keluarga Gus Dur dan Ibu Sinta Nuriyah Wahid. Sebagai warga NU, keluarga Gus Dur dikenal sebagai teladan dalam membesarkan anak-anak mereka dengan menanamkan nilai berpikir kritis, kemandirian, serta menjunjung tinggi keberagaman dan toleransi.

“Prinsip Mu’asyarah Bil Ma’ruf dalam rumah tangga harus dijunjung tinggi, di mana suami dan istri saling mendukung dalam membangun keluarga yang harmonis. Keluarga adalah pilar utama dalam membangun generasi yang berakhlak dan mandiri,” tutur Sinta Nuriyah.

Saat menjabat Presiden RI ke-4, Gus Dur meninggalkan warisan kebijakan penting dalam pemberdayaan perempuan, salah satunya adalah Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG), yang hingga kini masih menjadi dasar dalam strategi pembangunan nasional. PUG ini juga menjadi pedoman bagi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dalam mengembangkan kebijakan yang berdampak bagi perempuan dan anak.

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories