Drama musikal “MAR” dari ArtSwara yang dipentaskan di panggung teater Ciputra Artpreneur pada Rabu malam telah memberikan pertunjukan yang begitu menyentuh, memukau, dan spektakuler, sehingga mendapatkan penghormatan standing ovation dari sekitar 1000 penonton.
Executive Producer dan penggagas cerita, Maera Panigoro, menyampaikan bahwa pertunjukan ini adalah persembahan khusus untuk menghormati mendiang Bapak Arifin Panigoro dan Ibu Raisis Arifin Panigoro, yang merupakan pengagum karya Ismail Marzuki, kota Bandung, serta musik jazz.




“Sungguh terharu menyaksikan kecintaan penonton malam ini terhadap MAR, terima kasih sudah ikut tersentuh, terbuai sekaligus terpukau dengan suguhan drama musikal kami. Terima kasih untuk karya abadi Ismail Marzuki, yang kami yakin akan terus menginspirasi. Seluruh pemeran, kru dan tim produksi sudah bekerja keras untuk ini semua,” ujar Maera.
Selain kekuatan akting yang luar biasa dipertunjukkan tidak hanya oleh pemeran utama Galabby Tahira yang berperan sebagai Aryati dan Gabriel Harvianto sebagai Sersan Mayor Mar, serta kecemerlangan pemeran lainnya seperti Bima Zeno Pooroe sebagai Kopral Jono, Barly Putra Amandita sebagai Kopral Parta, wirawati Diana Putri sebagai Ningrum dan Ni Made Ayu Vania sebagai Neng serta Chandra Satria sebagai Ambu dan para pelakon lainnya, kekuatan penataan panggung, suara dan cahaya serta persembahan musik pengiring yang dikomandoi oleh Dian HP seolah menyempurnakan malam pertunjukkan perdana MAR yang diperlihatkan dari antusiasme dan umpan balik tawa, senyum dan haru, serta tepukan tangan panjang dari 1000-an audiens yang memenuhi ruangan teater Ciputra Artpreneur, pada Rabu malam.
Latar cerita “MAR” mengajak penonton kembali ke Bandung tahun 1946, masa pergolakan besar yang mengubah kehidupan banyak orang. Melalui penuturan tokoh Nin kepada cucunya, Mara, diceritakan kisah Mar, seorang prajurit Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan Aryati, seorang sukarelawati di rumah sakit, yang bertemu dan menjalin kisah cinta penuh harapan. Namun, konflik di Bandung menjadi penghalang besar dalam hubungan mereka. Peristiwa Bandung Lautan Api pada awal tahun 1946 memisahkan mereka dalam keadaan yang tak terduga, meninggalkan kenangan abadi di kota yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup mereka.






Produksi musikal “MAR” merupakan produksi ke-13 ArtSwara dan telah dipersiapkan sejak tahun 2021. Produser MAR, Narindra Kukila menjelaskan bahwa proses produksi memakan waktu lebih lama dari biasanya karena melibatkan konsep yang matang, dimulai dari penulisan naskah drama oleh Titien Wattimena, aransemen lagu oleh Dian HP, dan kemudian garapan koreografinya. Narindra menekankan tiga aspek utama dalam musikal ini: nyanyian, tarian, dan akting.
ArtSwara adalah sebuah rumah produksi musik dan hiburan yang didirikan pada tanggal 7 Agustus 2009. Sesuai dengan visi dan misi PT. Artistika Mahaswara Indonesia, ArtSwara berkomitmen untuk menciptakan pertunjukan drama musikal yang memiliki nilai edukasi yang berkualitas, memberikan alternatif tontonan bagi para pencinta seni Indonesia, serta menjadi wadah pengembangan bakat bagi para pelaku seni, baik profesional maupun non-profesional. Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi menjadi poin penting untuk menjaga konsistensi dan keberlanjutan dari apa yang telah dicapai sebelumnya.

Narindra Kukila berharap “MAR” dapat memberikan kontribusi dalam mengapresiasi warisan Ismail Marzuki dan sejarah Indonesia, terutama bagi generasi muda yang dinilai masih perlu belajar sejarah. Ia ingin mengenalkan lagu-lagu Ismail Marzuki kepada generasi sekarang agar mereka tidak hanya mengenal karya seni kontemporer, tetapi juga seni dari maestro Indonesia.
Musikal “MAR” hadir menyapa penonton mulai dari 26 sampai 28 Februari 2025 di Ciputra Artpreneur, Ciputra World Jakarta.