KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING
How to predict the future? Create it!
We can’t change the wind, but the wing!
Pernah menyaksikan film tentang fauna, utamanya kehidupan sekumpulan singa? Jika ya, pasti melihat bagaimana singa-singa mendominasi wilayah mereka sebagai salah satu hewan pemangsa terkuat, paling handal dan unggul di alam ini. Nyaris tak ada hewan lain bernyali menantangnya. Kita pun ngeri jika sengaja atau tidak berhadapan dengan singa.
Acap disebut “raja” karena memiliki sentuhan berkelas dalam tiap hal yang dilakukan. Dari kebiasaan makan saja, di mana 20-25 anggota “kerajaan” bersantap bersama hingga mampu menaklukkan wilayah luas. Singa, meski sendiri, bersikap berani bak penguasa sejati.
Apakah dalam semua hal singa-singa menjadi mudah dalam kelangsungan kehidupannya?
Ternyata tidak juga, tetap penuh rintangan. Yang menonjol dalam bertindak misalnya, singa tak pernah boleh salah. Satu kesalahan bisa kehilangan nyawa, termasuk kekuasaan dan keturunan. Walaupun disebut raja, berburu bukan tugas mudah. Tingkat keberhasilan 17-19 persen. Jika boleh membandingkan, kesulitan mereka jauh lebih besar dari kita. Dan, singa tidak pernah mendapatkan kesempatan kedua!
Meski begitu, pernahkah Anda melihat singa depresi atau mudah menyerah? Tidak! Tetap gigih berjuang dalam berburu, menguasai wilayah tanpa henti. Bila gagal berburu zebra, kijang atau rusa kutub misalnya, menyerahkah? Jelas tidak! Pasti berusaha keras sampai berhasil. Penasarankan? Apa yang memotivasi singa-singa tak mudah menyerah meski fakta maupun tekanan kehidupan sangat keras?
Satu saja: Bertahan hidup!
Baiklah, ayo ajak anak-anak melihat tayangan kehidupan singa di hutan luas, lepas, bebas dan buas. Buka dialog! Pesan bermakna apa mereka tangkap? Dalam dialog, selalu beri dan buka kesempatan anak-anak menyimak, merenung sebagai momen reflektif.
Baca juga: 7 Keterampilan Hidup Dampingi Anak ke Masa Depan
Sediakan waktu mereka bertanya. Terutama berdialog dengan diri sendiri. Upayakan memperoleh pembelajaran bermakna untuk diterapkan dalam kehidupan, berkaca dari kehidupan singa-singa tersebut. Harapannya, agar anak-anak mampu menyarikan fenomena alami sesuai kodrati bagaimana hidup dan menyikapi kehidupan.
Sedikitnya ada 7 pelajaran dan elaborasi sebagai hasil dialog tadi. Saripati terkait pelajaran yang terserap dari hidup dan kehidupan para raja hutan. Kita urai satu per satu agar terhindar dari hantaman peradaban.
1. Bertahan Hidup
Alasan utama singa terus berjuang tanpa menyerah adalah mempertahankan hidup! Banyak singa kehilangan kekuasaan, anak, dan ratu karena kelompok singa lain maupun tekanan. Lihat, mereka tidak pernah menyerah, tetap bertahan hidup.
Apa relevansinya dengan kita? Agar bertahan hidup dalam arti sesungguhnya, penting menentukan tujuan dan bekerja cerdas guna mencapainya. Anggap saja tidak akan ada alternatif apalagi kesempatan kedua. Seperti singa, dilahirkan untuk berburu dan memerintah, kita pun demikian, dilahirkan untuk menggenapi tujuan hidup dan bermanfaat bagi semesta.
Ajak anak-anak mempertimbangkan tujuan dan kegiatan sebagai sumber motivasi, dalam konteks ini yang utama tentu pendidikan. Jadikan pembelajaran mereka sebagai penggerak (motivasi) menggenapi tujuan hidup sesungguhnya sehingga mampu melewati situasi baik yang indah maupun kondisi buruk dan menakutkan. Kesenangan dan keindahan bersifat sementara. Kegemaran belajar cerdas adalah dasar pencapaian yang bersifat langgeng.