oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.
Sebagai seorang dokter kanker anak, tentunya kita mengetahui pemeriksaan-pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah seorang anak terkena kanker atau tidak. Masalahnya, pemeriksaan-pemeriksaan tersebut sering tidak ada atau tidak dilakukan di Indonesia. Kita kadang mengetahuinya hanya dari bacaan jurnal atau buku-buku ajar dalam dan luar negeri.
Termasuk pemeriksaan yang spesifik untuk kanker saraf tepi atau neuroblastoma, yang namanya MIBG, singkatan dari “Meta Iodo Benzyl Guanidine”. Selama ini saya hanya dapat membayangkan bagaimana pemeriksaan itu dilakukan setelah membaca artikel-artikel yang membahas tentang hal tersebut.
Bersyukur pada akhirnya saya dapat melihat penggunaan MIBG untuk anak dengan neuroblastoma di kota Amsterdam, saat tugas belajar mengenai kanker anak di sana. Pasiennya adalah seorang anak perempuan asal Yunani yang terkena neuroblastoma, namun tidak respon terhadap pengobatan. Setelah mempelajarinya dari A sampai Z, dapat saya simpulkan bahwa MIBG dapat digunakan untuk mendiagnosis, mengevaluasi pengobatan, dan mengobati neuroblastoma.
Baca juga : Apa yang boleh dikonsumsi anak dengan kanker
Sekembalinya ke Indonesia, saya jadi bertanya-tanya, “Apa benar negara kita tidak bisa melakukan, paling tidak mendiagnosis neuroblastoma menggunakan MIBG?”. Rasa penasaran ini saya sampaikan ke teman-teman di bagian radiodiagnostik. Mereka katakan bahwa MIBG yang dimaksud sebenarnya dapat dibuat di BATAN.
Pada saat itu saya tantang mereka untuk melakukan pemeriksaan radiologi menggunakan MIBG karena kebetulan ada pasien neurublastoma stadium 4s yang butuh untuk dilakukan pemeriksaan tersebut. Saat itu, kalau tidak salah, berangkatlah Dr. Kardinah, Sp.Rad (K) ke BATAN. Beliau katakan bahwa BATAN ternyata juga merasa tertantang untuk menyediakannya. Mereka minta waktu untuk bisa memproduksi MIBG yang layak untuk disuntikan ke dalam tubuh manusia. Jadi, rupanya selama ini BATAN sudah bisa produksi namun peruntukannya bukan untuk manusia.
