KOLOM DIGITAL EDUCATION OLEH M. GORKY SEMBIRING
Banyak orang tua mengeluhkan, kenapa susah ya mengajak anak-anak agar mau mendengarkan perkataan orang tua? Nelson Mandela pernah mengungkapkan: “Jika kita berbicara dengan seseorang dalam bahasa yang dia mengerti, maka hal itu akan masuk ke kepalanya. Jika kita berbicara dengannya dalam bahasanya, itu akan masuk ke hatinya!”
Jangan-jangan itu yang terjadi mengapa banyak orang tua gagal bahkan gagap berkomunikasi dengan anak sendiri. Sebab menggunakan bahasa yang bukan hanya tidak dalam bahasa mereka, bahkan bahasa yang tidak mereka mengerti.
Anak-anak, dari segala usia, tidak terbiasa mendengarkan orang tua sejak awal. Jika ya, mereka juga mencoba menanyakan hal yang sama pada waktu-waktu tertentu. Ini kecenderungan normal anak-anak. Fenomena ini tumbuh dalam dirinya apa lagi saat memasuki masa remaja.
Baca juga: Tips Parenting: Penguat Tekat dan Pembulat Semangat Anak Zaman Now
Sejatinya, bukan mereka tidak mau mendengarkan. Ada beberapa prakondisi dan pendekatan yang dapat mengubah perilaku kepenasaran mereka agar menjadi lebih tenang. Sehingga kita mendapatkan celah untuk berdialog.
Banyak keluh kesah orang tua di mana anak cenderung menentang ucapan orang tua. Orang tua mendadak tidak mampu berkomunikasi secara efektif. Anak tidakmau mendengar apalagi menuruti.
Apakah ada orientasi yang bisa diterapkan untuk mengatasi hal ini?
Waspada dalam berkomunikasi dengan anak-anak, apa lagi saat orang tua sedang mengharapkan sesuatu, yaitu kepatuhan mereka sebagai kelanjutan dari ucapan kita. Dan, sebelum menjadi jengkel dan marah, mutlak mengetahui apakah anak-anak tidak mendengarkan kita karena sengaja atau tidak?
Sering terjadi anak-anak lupa akan apa yang kita minta untuk mereka lakukan. Perlu strategi untuk mengetahuinya dan membuat cara agar mereka mendengar instruksi kita sesuai harapan dan juga keadaan mereka.
Normal bagi anak-anak melupakan atau tidak mengikuti beberapa instruksi. Jadi beri mereka ruang untuk itu. Sederhananya, ada dua level pendekatan agar anak-anak memberi perhatian atas ucapan kita.
Level umum dan khusus. Di level umum, ada enam kekhasan dalam tataran berpikir yang harus dipahami. Di level khusus, sebagai keterampilan teknis, ada 10 hal yang harus mampu dipraktikkan.
Berikut enam kekhasan umum yang perlu dipelajari dan pahami.
1. Dapatkan Perhatian Anak-anak
Cara afdol mengajak anak-anak mendengarkan adalah menarik perhatian terlebih dahulu. Anak-anak atau remaja memiliki rentang waktu perhatian sangat kecil, juga rentan berubah sehingga sulit menarik perhatiannya. Bisa jadi ketika diberi instruksi, mereka sedang tidak punya ruang cukup mendengarkan kita.
Hasil riset menunjukkan bahwa jika anak-anak sedang intens dalam suatu fokus kegemarannya, sulit membuat mereka mendengarkan apa lagi mengikuti instruksi. Maka perlu melakukan kontak mata dan menyentuh lengan atau tangan agar mendapatkan aura keterhubungan. Hal ini akan memperbesar kemungkinan mereka memperhatikan dan mendengarkan serta mengikuti apa yang kita katakan dan harapkan.
2. Sesuaikan Pendekatan
Kebanyakan orang tua meminta dengan cara memerintah. Sebenarnya tidak buruk, namun pada saat tertentu, meminta dengan paksaaan tidak menguntungkan. Jadi, perlu mengubah pendekatan dan membuat rencana baru. Terkadang kita bisa sedikit ketat terhadap mereka. Atau, bisa juga mencoba memberi hadiah karena menurut.
Ada cara lain lagi, buat mereka memahami konsekuensi logis akibat tidak mengindahkan apa yang kita sampaikan. Atau, bisa juga mengajari mereka melalui teladan. Pendekatan ini dapat mencegah anak-anak mengulur waktu atau mengabaikan instruksi. Intinya, dengan mengubah pendekatan, ada kemungkinan anak-anak mendengarkan dengan benar.
3. Perlihatkan Kesabaran
Mudah dikatakan dan dipahami. Tetapi, justru kerap kali hal ini terlupakan. Timbul pertanyaan: Mengapa harus bersabar dengan anak-anak? Jawabnya sederhana: Anak sedang berada dalam tahap berkembang dan belajar! Butuh pengalaman dan waktu guna memahami mengapa disuruh melakukan hal-hal tertentu.
Jadi, jangan cepat frustasi, mudah kesal, marah, atau stress. Biarkan anak-anak meluangkan waktunya. Jika mereka mendapatkan instruksi kita, bagus. Jika belum, coba cara lain.
Baca juga: Kreasi Menu MPASI Dari Tahu dan Kentang
4. Atur Tenggat Waktu
Mengupayakan anak-anak mendengarkan kita, harus ada ruang dan tenggat waktu cukup bagi mereka. Menetapkan batas waktu sering efektif agar mereka mendengar dan mematuhi instruksi dengan baik. Misal, jika kita perlu melakukan sesuatu dalam 5 menit, beri tahu mereka bahwa pekerjaan ini harus diselesaikan dalam 5 menit.
Dengan demikian mereka akan mencoba menjadikannya prioritas, lalu mendengarkan serta mematuhi apa yang diharapkan dari mereka. Pastikan pula alasan di balik pilihan kita dan bertindaklah sesuai kondisi anak.