Pentingnya memperhatikan pola pengasuhan pada tumbuh kembang anak menjadi tantangan dalam mengasuh anak. Karena tumbuh kembang anak terbentuk dengan pesat pada dua tahun pertama kehidupannya, khususnya 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Khususnya bagi anak yang lahir secara prematur dan memiliki panjang bayi badan lahir rendah, tentunya menjadi fokus utama bagi orangtua, agar anaknya tetap dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal dan dapat bersaing dengan anak-anak lainnya secara akademis, kesehatan, dan karakter.
Ir. Pintauli Romangasi Siregar, MM, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Melalui keynote speech dalam Webinar Kelas Orangtua Hebat Kalimantan Barat mengungkapkan pada masa “golden age” ini terbentuk sifat dasar anak, kemampuan anak, dan optimal atau tidaknya pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di masa itulah kesempatan bagi orangtua untuk mencetak template anak pada 1000 Hari Pertama Kehidupannya. Maka, penting orangtua belajar untuk menjadi orangtua hebat.
Menurutnya, tidak ada sekolah untuk belajar menjadi orangtua hebat. Oleh karena itu, orangtua perlu belajar bersama untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik secara biologis maupun psikologis.
“Menjadi orangtua hebat tidak serta merta. Maka, disinilah kesempatan orangtua untuk dapat belajar bersama, agar putra-putrinya dapat tumbuh dengan optimal dan menjadi generasi yang unggul dan memiliki kemampuan untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional,” ungkap Pintauli.
Baca juga: Diapresiasi! RSUI Layani Pembuatan Akta Kelahiran, KK & Identitas Anak
Dalam webinar ini hadir pula drg. Rizky Pontiviana Akbari, M.Kes, Ketua Asosiasi Menyusui Indonesia Provinsi Kalimantan Barat sebegai narasumber.
Rizky mengungkapkan bahwa komposisi ASI dengan susu formula memiliki perbedaan. ASI akan lebih mudah terserap dengan sempurna oleh pencernaan bayi, karena ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan pencernaan bayi.
Berbeda dengan susu formula, komposisinya akan sama dari waktu ke waktu, dan pencernaannya akan bekerja lebih keras. Bayi yang konsumsi ASI tidak harus BAB tiap hari.
Ibu yang sedang menyusui disarankan untuk menjaga kesehatannya dengan berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
“Saat ini WHO menyarankan anak menyusui dua tahun atau lebih. Karena pada saat itu ASI masih mengandung antibody, antivirus, dan anti alergi,” kata Rizky.
Baca juga: Moms, Kabar Vaksin HPV Untuk Anak Perempuan Bikin Mandul itu Tidak Benar!
Perilaku makan yang benar juga perlu menjadi perhatian bagi orangtua. Karena, ketika makan, anak tidak hanya makan asupan yang baik, namun juga sedang membentuk perilaku makan yang benar.
“Orangtua perlu memberikan yang terbaik untuk anak dan keluarga. Pada saat memberikan Makanan Pendamping ASI, makanlah bersama anak di satu meja yang sama. Sehingga di saat itulah anak belajar untuk makan yang benar dengan melihat cara orangtuanya makan,” pungka Rizky.
Ia juga berharap agar para ibu mampu untuk tetap sabar, konsisten, dan tekun dalam memberikan pengasuhan terutama memberikan ASI dan MPASI yang tepat kepada anak.
Foto utama oleh Hush Naidoo Jade Photography dari Unsplash