Visualisasi via Dolorosa: Menterjemahkan Kisah Sengsara Yesus Bukan Sebagai Pertunjukan Semata

Kristus tidak hanya berbicara kepada kita melalui hidup-Nya, tetapi juga berbicara kepada kita melalui kematian-Nya (Soren Kierkegaard)

*

Demikianlah sebagaimana dituliskan Soren Kierkegaard, seorang filsuf dan teolog berkebangsaan Denmark di abad ke-19, berbicara mengenai banyak hal, tidak hanya lewat sebuah kehidupan. Namun juga melalui kematian. Memang tidak mudah untuk menyampaikan pesan-pesan kehidupan melalui perjalanan kehidupan. Apalagi lewat kisah sengsara dan kematian.

Peristiwa dan pesan inilah yang selalu menjadi bagian penting untuk disampaikan di masa menjelang hari raya Paskah atau kerap disebut pra Paskah. Memahami kisah Sengasara Yesus lewat sebuah Jalan Salib – Via Dolorosa. 

Puncak dari kesengsaraan diperingati  hari Jumat Agung. Di mana setiap gereja Katolik menyajikan visualisai kisah sengsara ini, agar umat lebih memahami.

Sebagaimana Jumat Agung lalu, sekelompok Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yohanes Evangelista kota Kudus, menggagas visualisasi kisah sengsara ini dengan menggandeng penulis sekaligus pekerja seni Ita sembiring untuk menyutradarainya.  

“Menjadi sutradara visualisasi kisah sengasara Yesus bukan pekerjaan mudah buat saya. Penuh tantangan! Menterjemahkan pesan jelas tertulis dalam kitab Injil dengan urutan peristiwa sudah tercatat, tentu tak boleh sembarang improvisasi. Namun saya tetap harus bisa menjadikannya sebagai sajian menarik dengan kemasan ringan agar mudah dipahami,” ujar ita sembiring.

Dengan waktu latihan singkat, ditambah para pendukung tidak semua berlatar belakang seni panggung, juga merupakan tantangan berikutnya. Tetapi berkat kerja keras seluruh pemain serta dukungan banyak pihak, dan tentu saja bimbingan Romo Purna sebagai pembina para OMK, visualisasi pun tersaji  indah, mengesankan dan sukses.

“Ini bukan sekedar pertunjukan. Sesungguhnya adalah bagian dari ibadat yang berusaha divisualisasikan. Jadi sebagai sutradara, harus menjaga detail-detail penting isi kitab suci agar tetap terjaga. Ini kan juga sebagai salah satu sarana penyampaian ajaran itu sendiri kepada umat dari berbagai kalangan, usia dan latar belakang. Jangan sampai salah menyerap. Apalagi banyak adegan memilukan dalam perjalanan Yesus dari awal hingga puncak Golgota untuk disalibkan,” demikian ditambahkan ita sembiring.

Ita Sembiring di antara para tentara Romawi

Selain orang muda katolik, turut juga berpartisipasi remaja-remaja katolik dengan usia beragam. Jadi sajian visualisasi ini didukung lintas usia dengan satu tujuan mempersembahkan yang terbaik sehingga mendapat pemahaman  baik dan benar pula. (Gev, Kudus)

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories