Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Muhadjir Effendy kembali melakukan penyisiran dalam Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Provinsi Sumatera Utara pada Selasa (7/3).
Dalam rangka mendorong percepatan penurunan angka stunting, Menko Muhadjir meminta Dinas Kesehatan untuk segera menghitung kebutuhan jumlah alat Ultra Sonografi (USG) dan Antropometri bagi Puskesmas serta Posyandu yang berguna untuk deteksi dini gejala stunting pada bayi.
“Soal USG dan Antropometri tahun ini seluruh Puskesmas maupun Posyandu harus punya kedua alat itu. Karena sasaran kita lebih kepada bayi di dalam kandungan sehingga intervensi yang dilakukan lebih kepada memberikan makanan bergizi kepada ibu yang sedang hamil. Itu jauh lebih efektif,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Puskesmas dan Posyandu Prima Untuk Menjaga Masyarakat Tetap Sehat
Muhadjir menekankan, titik fokus pencegahan stunting adalah memberikan perhatian penuh kepada para ibu hamil. “Suaminya juga harus mengantarkan kalau periksa, agar mengetahui kondisi janin yang dikandung istrinya sejak dini,” kata Menko PMK.
Intervensi juga terus dilakukan dengan berbagai Inovasi yang dijalankan oleh pemerintah kabupaten/kota seperti menggencarkan sosialisasi gemar makan ikan, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, hingga membentuk komitmen bersama rembuk stunting pada tingkat kecamatan dan desa.
Juga inovasi “bapak asuh stunting” yang melibatkan seluruh aparatur sipil negara mendapat apresiasi Menko PMK. Dan gerakan itu perlu diperluas untuk penguatan asupan bergizi ibu ibu yang janinnya dideteksi USG bergejala stunting.
Selain penanganan stunting, Menko Muhadjir juga tekankan pentingnya upaya penghapusan kemiskinan ekstrem berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) di masing-masing desa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,02% dimana pada tahun 2021 1,39% menjadi 2,04% tahun 2022. Kondisi tersebut menggambarkan belum optimalnya program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan.
“Optimalkan penggunaan dana desa untuk memberikan bantuan langsung tunai, pembangunan sanitasi air bersih dan jamban serta pemberian bansos dari pemerintah daerah kepada keluarga miskin ekstrem sesuai data P3KE tersebut,” kata Muhadjir.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi telah mengambil sejumlah langkah dalam hal penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem secara massif sejak beberapa tahun terakhir. Pemprov Sumatera Utara sudah melakukan berbagai upaya yakni dengan penguatan kegiatan pemberian asupan makanan bergizi hingga program bantuan lainnya.
“Kami sedang berusaha menyelesaikan masalah ini. Ada beberapa kabupaten yang masih membutuhkan penanganan yang lebih kuat menurut potensinya. Penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem ini terus diupayakan baik dari segi pendataan hingga mengidentifikasi faktor-faktor penyebab lainnya,” jelas Edy.
Baca juga: Tentang Kram dan Sembelit Pada Ibu Hamil, Bagaimana Mengatasi dan Menghindarinya?
Ia menargetkan angka prevalensi stunting di Sumut dapat terus menurun hingga sesuai target nasional 14% dan kemiskinan ekstrem 0%. Karenanya setelah menyempurnakan data (validitas data), Pemprov berupaya melibatkan bantuan berbagai pihak seperti keberadaan mahasiswa yang menggelar praktek kerja lapangan, serta penempatan dokter muda di kawasan yang dinilai membutuhkan.
Turut hadir pada agenda tersebut Bupati Tapanuli Selatan Dolly Pasaribu, Pj. Bupati Tapanuli Tengah Elfin Elyas, Wali Kota Padang Sidempuan Irsan Efendi, Bupati Nias Selatan Hilarius Duha, Wakil Bupati Mandailing Natal Atika Azmi, Plt. Bupati Padang Lawas Ahmad Zarnawi, serta sejumlah perwakilan dari kementerian dan lembaga teknis terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian PUPR, Kementerian Desa PDTT, Kementerian PPN/Bappenas, dan BKKBN.
Foto utama oleh Elina Fairytale dari Pexels