Home Blog Page 3

Jangan Sepelekan Mata Malas pada Anak untuk Cegah Kebutaan Dewasa

0

Mata malas atau ambliopia merupakan salah satu penyebab hilangnya penglihatan. Jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini dapat berdampak buruk pada penglihatan, seperti kebutaan di usia dewasa.

Dokter Spesialis Mata RS Mata Cicendo Dr. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes menjelaskan, ambliopia atau mata malas adalah penurunan perkembangan penglihatan yang terjadi ketika otak tidak menerima rangsangan normal dari mata.

“Hanya anak-anak yang bisa mengalami ambliopia. Jika tidak diterapi pada masa anak-anak, hal ini akan mengakibatkan hilangnya penglihatan secara permanen,” ujar dr. Feti dalam konferensi pers Hari Penglihatan Sedunia, Minggu lalu.

Ia menambahkan, penyebab paling umum dari hilangnya penglihatan pada orang dewasa usia 20 hingga 70 tahun adalah ambliopia yang tidak diobati dengan baik pada masa anak-anak. Ambliopia sering disebabkan oleh kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, strabismus atau mata juling, serta kelainan di dalam mata seperti katarak.

Pemeriksaan penglihatan pada usia sekolah sebetulnya bisa jadi terlambat karena ambliopia mulai sulit disembuhkan setelah usia 5 tahun. Selain itu, kehilangan penglihatan permanen dapat mulai terjadi jika terapi dilakukan setelah usia 8 hingga 10 tahun.

Anak-anak yang berisiko mengalami ambliopia antara lain mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan strabismus atau mata juling, mata malas, atau penggunaan kacamata sejak kecil. Riwayat medis seperti kelahiran prematur, perkembangan terlambat, dan diabetes juga dapat meningkatkan risiko ambliopia.

Selain itu, riwayat masalah mata seperti mata juling, mata berair, ptosis, dan penglihatan kabur juga perlu diperhatikan. Skrining pada bayi baru lahir sebaiknya dilakukan pada usia sekitar 35 bulan, atau usia 0 hingga 2 tahun, untuk mengetahui riwayat kesehatan, termasuk masalah mata pada keluarga.


“Kemudian, cek penglihatan pergerakan mata atau adanya nistagmus, jadi matanya tidak diam, dia bergerak terus, kemudian bagaimana posisi bola mata apakah ada juling, dan refleks pada kornea serta cover tes untuk melihat ada juling atau tidak,” tutur dr. Feti.

Skrining berikutnya dilakukan pada usia 36 hingga 47 bulan, atau sekitar 3 hingga 4 tahun. Pada usia ini, anak seharusnya mampu mengukur ketajaman penglihatannya dan dapat mengidentifikasi sebagian besar optotipe pada baris 20/50 di masing-masing mata.

Pemeriksaan dilakukan pada jarak 10 kaki (feet) atau 3 meter, dan mata yang tidak diperiksa harus tertutup dengan benar.

Skrining selanjutnya dilakukan ketika anak berusia di atas 60 bulan atau 5 tahun. Anak diharapkan dapat mengidentifikasi sebagian besar optotipe pada baris 20/30 di setiap mata, dan skrining ulang dianjurkan setiap tahun.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, sebagian pembiayaan kesehatan untuk ambliopia atau kasus-kasus anak lainnya akan ditanggung oleh BPJS, jika mereka terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

“Dalam rangka Hari Kesehatan Mata, kami benar-benar ingin mengingatkan kepada masyarakat, terutama untuk melakukan deteksi lebih dini, dan kalau memang kita perlu perkuat guru-guru di sekolah agar dapat memperhatikan anak didiknya. Kalau anak didik duduk pada jarak tertentu tapi tidak bisa baca, ini harus segera dikonsultasikan,” ucap dr. Nadia.

Moms dan Pops, Yuk Kenali Gejala Jantung Sejak Dini

0

Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, hipertensi, obesitas, diabetes melitus, dan kurangnya aktivitas fisik. Perilaku tersebut merupakan salah satu kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Dilaporkan, 50% penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, data Riskesdas pada 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, sedangkan prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 0,5% pada 2013. Berdasarkan Global Status Report on NCD 2019 (IHME), sebanyak 17,8 juta kematian, atau 1 dari 3 kematian di dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyakit jantung.

“Kalau dari hasil IHME survei yang kita lihat bahwa penyakit jantung iskemik pada 2019 itu menempati urutan nomor satu dan pada 2021, pasca-COVID-19 pun masih menempati urutan nomor satu, hanya dari jumlah kematian terjadi penurunan sedikit, tapi perbedaannya tidak terlalu besar,” kata dr. Nadia pada temu media Hari Jantung Sedunia (HJS) pada akhir minggu lalu.

Dalam keterangan tertulisnya, dr. Nadia melanjutkan, secara global, penyakit jantung iskemik tetap menjadi penyebab utama kematian. Sementara di Indonesia, penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar. Berdasarkan total kematian, terjadi penurunan jumlah kematian akibat stroke dari 21,8% pada 2019 menjadi 18,49% pada 2021, diikuti oleh penyakit jantung iskemik.

“Jadi, di Indonesia itu sebaliknya yang menjadi penyebab utama kematian justru adalah stroke dan bisa saja penyebabnya karena mungkin layanan kesehatan deteksinya belum betul-betul merata sehingga tidak terdeteksi dan masih menjadi salah satu isu,” lanjut dr. Nadia.

Pada 2023, terjadi peningkatan jumlah pembiayaan untuk penyakit katastropik yang mencapai Rp34,8 triliun, di mana penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke) menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar, yakni Rp22,8 triliun, dalam program JKN.

Lebih lanjut, dr. Nadia menyebutkan empat perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.

“Bisa dilihat penyakit jantung saat ini mulai banyak pada usia-usia muda. Kenapa terjadi pergeseran usia pada penyakit jantung? Karena adanya perubahan gaya hidup yang tidak sehat,” kata dia melanjutkan.

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia selama 20 tahun terakhir. Kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai hingga 18,6 juta setiap tahunnya. Angka kematian tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 20,5 juta pada 2020 dan 24,2 juta pada 2030.

President of Indonesian Heart Association dr. Radityo Prakoso, yang juga hadir sebagai narasumber dalam temu media HJS, menjelaskan bahwa penyakit jantung iskemik berkontribusi terhadap persentase kematian tertinggi di antara berbagai penyakit jantung. Selain itu, penyakit jantung tidak hanya ditemukan pada usia tua, tetapi juga pada usia muda.

“Gaya hidup tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda,” kata dr. Radityo.

Lebih lanjut, dr. Radityo menyebutkan beberapa gejala yang mengarah pada penyakit jantung, yaitu rasa tidak nyaman di area dada (nyeri, sesak, tertekan, terbakar); mual dan muntah; keringat dingin; pusing atau pingsan; nyeri yang menjalar ke lengan, rahang, tenggorokan, atau punggung; kaki bengkak; mudah lelah; berdebar-debar; detak jantung tidak teratur; serta batuk yang tidak kunjung sembuh dengan sputum berwarna pink muda atau putih berbusa.

“Kendati demikian, gejala tersebut dapat bervariasi antara individu. Segera periksakan diri Anda ke dokter apabila ada dugaan kuat penyakit jantung terutama jika memiliki risiko tinggi,” kata dr. Radityo.

dr. Radityo melanjutkan, 80% penyakit jantung dapat dicegah melalui pencegahan primer, yaitu promosi kesehatan dan proteksi spesifik, seperti berhenti merokok, makan makanan sehat, rutin beraktivitas fisik, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, tidur yang cukup, dan menjaga berat badan tetap ideal.

Sementara itu, pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini dan tata laksana awal segera, seperti evaluasi tekanan darah, evaluasi kadar kolesterol, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar gula darah secara rutin atau berkala.

Dr. Rita Ramayulis, selaku perwakilan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia yang juga hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya pengaturan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL). Konsumsi gula sebaiknya dibatasi hingga 50 gram per hari, garam 2.000 mg per hari, dan lemak 67 gram per hari.

“Kecukupan konsumsi gula dalam pembagian bahan makanan sehari menurut gizi seimbang untuk laki-laki usia 19-29 tahun dengan 2725 kkal,” kata Dr. Rita.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah merumuskan beberapa strategi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit jantung koroner dengan pendekatan PATUH dan CERDIK.

PATUH: Periksa kesehatan secara rutin dan mengikuti anjuran dokter; Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur; Tetap diet dengan gizi seimbang; Upayakan aktivitas fisik dengan aman; Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

CERDIK: Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.

Kemenkes RI memperingati Hari Jantung Sedunia dengan menggelar temu media melalui Zoom Meeting pada Senin (23/9/2024). Temu media ini mengangkat tema global “Use Heart, For Action”, dan tema nasional “Ayo Bergerak untuk Sehatkan Jantungmu.”

Saat Anak Diajak Suarakan Pencegahan Perkawinan Anak

0

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum menyoroti pentingnya peran para pihak termasuk juga anak-anak untuk meningkatkan kualitas remaja dalam mencapai bonus demografi.

Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional Cegah Kawin Anak yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama di Kota Semarang.

“Kita bisa mencapai bonus demografi jika anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang berkualitas, terjamin kesehatannya dan terjaga keamanan di lingkungan tempat tinggalnya. Namun, jika kita dihadapkan dengan isu-isu negatif seperti perkawinan anak, putus sekolah, pekerja anak, maka bonus demografi tidak akan tercapai dan menjadi ancaman pembangunan Indonesia di masa depan” ujar Deputi Woro yang akrab disapa Lisa.

Lebih lanjut Lisa mengingatkan kepada para siswa yang hadir, agar bijak menggunakan gawai dan menghindari tayangan serta ajakan yang dapat memicu terjadinya perilaku berisiko remaja seperti hubungan seksual sebelum menikah, kehamilan remaja hingga perkawinan anak.

“Dampak perkawinan anak sangat merugikan kalian, karena bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi atau melahirkan bayi prematur yang berpotensi stunting serta cenderung terjadi KDRT dan perceraian,” jelas Lisa.


Dalam kesempatan ini, Lisa juga mengajak semua siswa yang hadir untuk turut serta mengkampanyekan Cegah Kawin Anak secara masif melalui media sosialnya. “Gunakan gawai kalian untuk membuat konten-konten bahaya perkawinan anak dan pentingnya Cegah Praktik Kawin Anak,” tambahnya.

Bagus Yaugo Wicaksono dari Save The Children Indonesia selaku salah satu narasumber dalam seminar ini, mengungkapkan fakta KDRT merupakan hal yang biasa terjadi dalam perkawinan anak.

“Survey yang kami lakukan di NTB menghasilkan temuan perkawinan anak berakibat pada tingkat putus sekolah tinggi, perceraian dan kekerasan rumah tangga berjalan searah, berdampak pada meningkatnya pekerja anak,” ujarnya.

Sementara, Kakanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad di forum yang sama menyampaikan salah satu bentuk dukungan Kanwil Kemenag Jateng dalam program penurunan angka perkawinan anak adalah bersinergi dengan berbagai OPD terkait di Provinsi Jateng untuk menyukseskan Program “Jo Kawin Bocah”.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin dalam sambutan pembukaannya juga mengatakan bahwa keluarga yang kuat, kokoh, dan cerdas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap berkontribusi dalam pembangunan masyarakat dan negara. Oleh karena itu, upaya mencegah terjadinya perkawinan anak merupakan salah satu yang paling mendasar dalam mewujudkan keluarga yang kuat.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, Cecep Khairul Anwar menjelaskan, Kemenag juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung pembentukan generasi berkualitas. Cecep berharap, upaya tersebut dapat menjadi langkah untuk mencapai bonus demografi, dengan membina remaja yang berdaya saing, sehat, dan terampil.

Seminar tersebut diikuti oleh 1.000 peserta secara nasional melalui daring, serta 200 peserta secara luring, diantaranya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, Dharma Wanita Persatuan Jawa Tengah, para siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Semarang, Madrasah Aliyah Negeri 2 Semarang, dan sejumlah peserta didik dari sekolah lain.

Foto utama oleh Avel Chuklanov dari Unsplash

Bangkitkan Minat Baca Anak, Pertemuan Penulis Komik Digelar

0

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra menggelar Pertemuan Penulis Komik Bahan Bacaan Literasi di Jakarta, pada 17—20 September 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam menghasilkan bahan bacaan komik literasi guna mendukung Gerakan Literasi Nasional 2024 yang telah dicanangkan sejak 2016 lalu. 

Acara ini dihadiri oleh 83 penulis yang dilatih untuk menghasilkan 116 bahan bacaan literasi. Selain itu, pertemuan ini juga bertujuan untuk mempertemukan penulis agar dapat berbagi pengalaman kepenulisan dari berbagai latar wilayah di Indonesia 

Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyatakan bahwa program ini akan berfokus pada pembaca semenjana (menengah) dengan harapan dapat meningkatkan minat baca anak. Dia juga mengapresiasi 153 naskah yang masuk, dari 116 komik terbaik yang telah terpilih. 

“Tahun ini kami mengusung tiga tema: pengenalan literasi sains dan kehidupan, lokalitas sebagai identitas, dan cerita tentang anak Indonesia. Semoga ketiga tema ini dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter yang sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter,” tuturnya.

Lebih lanjut, menurut Hafidz pembaca semenjana membutuhkan bahan bacaan yang tidak hanya sarat akan ilmu, namun memiliki visual yang bagus sehingga merangsang minat anak untuk membacanya. Ketersediaan pilihan buku yang sesuai dengan jenjang pembacanya akan membantu meningkatkan minat baca pada anak. Selain itu, buku yang bermutu dan berkualitas juga akan mendorong aktivitas membaca dan menulis.

Hafidz berharap agar kegiatan ini menghasilkan komik berkualitas yang akan diluncurkan pada perayaan Bulan Bahasa dan Sastra pada 28 Oktober 2024. “Semoga proses penulisan bisa cepat, baik, lancar, dan akan kita luncurkan pada perayaan Bulan Bahasa dan Sastra pada 28 Oktober tahun 2024,” harapnya.

Literasi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, mengungkapkan bahwa minat baca di Indonesia rendah salah satunya karena kurangnya bahan bacaan. Badan Bahasa terus berkomitmen menjalankan program untuk meningkatkan literasi bangsa, yaitu dengan pengiriman buku bacaan bermutu ke wilayah 3T, pelatihan penulis komik, serta memanfaatkan platform digital untuk menyediakan bahan bacaan bermutu. 

Selain itu, menurut Amin literasi tidak hanya tentang kemampuan baca tulis namun literasi adalah tentang kemampuan mengemas informasi untuk meningkatkan kualitas hidup. Dia juga menekankan pentingnya pembacaan berkelanjutan bagi anak-anak, dari mendengarkan hingga mengkritisi bacaan.

“Literasi itu penting dan tidak hanya sekadar kemampuan baca tulis saja,  tetapi literasi adalah kemampuan seseorang menerima, mengolah informasi baik itu tekstual maupun nontekstual, kemudian ia manfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” kata Amin

Lebih lanjut,  Aminudin berharap para peserta dapat menciptakan komik yang berkualitas dan menekankan tanggung jawab dalam menghasilkan karya terbaik. “Saya titipkan tanggung jawab ini kepada Anda untuk menciptakan komik yang sebaik mungkin,” tutupnya.

Revitalisasi Pelayanan KB Rumah Sakit Tingkatkan Cakupan Pelayanan KB

0

Dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB) di rumah sakit, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD) kedua di RS Bhayangkara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akhir minggu lalu, setelah sebelumnya dilaksanakan di RS Idaman, Kota Banjarbaru.

Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan utama, termasuk Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN, dr. H. Zamhir Setiawan, M.Epid, dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Farah Adibah, S.IP, M.Si.

Kegiatan ini juga dihadiri perwakilan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Banjarmasin.

Dalam sambutannya, Farah Adibah menyampaikan apresiasi atas dukungan dari berbagai pihak terhadap program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Ia menekankan pentingnya revitalisasi Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS) untuk meningkatkan cakupan pelayanan KB yang dalam beberapa tahun terakhir cenderung menurun.

“RS Bhayangkara ini nantinya akan dijadikan rumah sakit unggulan karena lokasinya strategis dan mudah diakses oleh calon akseptor,” ujar Farah.

Ia menambahkan bahwa rumah sakit yang berada di bawah komando TNI atau Polri memiliki struktur komando yang jelas, sehingga pelayanan KB dapat lebih optimal.

Farah juga menyoroti pentingnya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), seperti implan dan IUD, yang dinilai lebih efektif dibandingkan metode suntik.

“Dengan MKJP, kita dapat meminimalisir risiko kehamilan yang tidak diharapkan dan memberikan stabilitas dalam program KB,” jelasnya.

FGD ini menjadi langkah yang signifikan dalam upaya memperkuat layanan KB di rumah sakit. Farah berharap, melalui kolaborasi antara BKKBN, tenaga medis, serta rekan-rekan di lapangan, cakupan pelayanan KB di Kalimantan Selatan dapat terus ditingkatkan.

Lewat Healthier Smile Gaungkan Kesehatan Gigi Anak

0

Rayakan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional: Save the Children Dukung Indonesia Bebas Karies 2030 Lewat Program Healthier Smile

Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional yang diperingati setiap 12 September, menjadi pengingat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang sering kali disepelekan. Gigi yang sakit atau rusak dapat menyulitkan anak untuk mengunyah makanan dengan baik dan dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Untuk mendukung usaha pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas karies 2030, Save the Children melalui program Healthier Smile melanjutkan upayanya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak-anak.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Dan pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Sulawesi Selatan menduduki peringat kedua terbanyak terkait masalah Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia yaitu 68,4% lebih banyak dibandingkan rata-rata nasional (56.9%). Angka ini mencerminkan perlunya peningkatan edukasi dan perubahan perilaku dalam menjaga kesehatan gigi, terutama di kalangan anak-anak.

“Di Save the Children, kami percaya bahwa kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi dapat memiliki dampak besar pada kesehatan anak-anak kita. Dengan Program Healthier Smile, kami tidak hanya mengajarkan anak-anak cara menjaga gigi mereka, tetapi juga melibatkan orang tua dan guru dalam proses tersebut. Ini bukan hanya tentang mencegah karies, tetapi tentang membangun rutinitas sehat yang akan membantu anak-anak tumbuh lebih sehat dan bahagia. Bersama-sama, kita bisa mencapai Indonesia bebas karies pada 2030 dan menjadikan kesehatan gigi sebagai prioritas bagi setiap keluarga”, Jelas Tata Sudrajat, Interim Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media – Save the Children Indonesia.

Sejak April 2022 hingga Maret 2023, Program Healthier Smile yang dijalankan di Luwu Utara dan Luwu Timur telah menjangkau 20,091 siswa, 475 orang tua, 1,151 guru dan 155 tenaga kesehatan. Program yang bekerjasama dengan Yayasan Celosia Marennu Indonesia, dan didukung oleh Mars Wrigley Foundation bertujuan untuk memastikan anak-anak dapat bersekolah dengan sehat, mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan yang inklusif dan ramah anak, serta mendorong praktik hidup bersih sehat, baik di rumah maupun di sekolah, termasuk di dalam kesehatan gigi dan mulut.

Kegiatan utama program ini meliputi promosi kesehatan dasar di sekolah oleh guru-guru yang sudah dilatih, mengajarkan siswa untuk menyikat gigi dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun pada 7 waktu penting, serta mengonsumsi makanan sehat. Selain itu, siswa terpilih dilatih sebagai “dokter kecil” untuk membantu meningkatkan kesadaran di antara teman sebaya mereka.

Tidak hanya itu, para tenaga kesehatan dan tim UKS Kabupaten juga diberikan pelatihan untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin di sekolah dan menyediakan ruang pemeriksaan yang ramah anak.

Program Healthier Smile juga meluncurkan kampanye 21 perubahan perilaku, yang bertujuan membentuk kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak. Dalam kampanye ini, anak-anak diajak untuk mengikuti tantangan perubahan perilaku selama 21 hari, di mana mereka mencatat kegiatan perawatan gigi mereka setiap hari. Selain anak-anak, orang tua juga berperan aktif dengan mengisi lembar pencatatan tersebut, mendukung anak dalam membangun kebiasaan menyikat gigi, sekaligus mempererat hubungan positif antara orang tua dan anak melalui rutinitas bersama.

“Awalnya, saya merasa sedikit terbebani dengan pengisian logsheet setiap hari. Tapi, seiring berjalannya waktu, ini menjadi semacam ritual yang membantu kami lebih sadar akan kebersihan,” jelas Mama Faiz salah satu siswa sekolah dasar di Luwu Timur.

Save the Children berharap bahwa pelaksanaan Program Healthier Smile di Luwu Utara dan Luwu Timur dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut di seluruh Indonesia. Dengan kolaborasi berkelanjutan, program ini diharapkan dapat menginspirasi inisiatif serupa di daerah lain dan membantu lebih banyak anak menjalani hidup sehat.

Indonesia Lakukan Tiga Uji Vaksin TBC

0

Indonesia lakukan tiga uji vaksin TBC. Hal ini sebagai bagian dari upaya indonesia untuk mengentaskan tuberkulosis di Indonesia, ungkap Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam Side Event Stop TB Partnership yang berlangsung minggu lalu

Selama 200 tahun terakhir, TBC telah merenggut lebih dari 1 miliar nyawa. Bahkan hingga saat ini, penyakit ini masih membunuh lebih dari 4.000 orang setiap hari, atau satu nyawa setiap 20 detik.

Menkes Budi mengatakan, untuk mencapai tujuan bersama dalam mengeliminasi TBC pada 2030, diperlukan lebih dari sekadar diskusi dan konferensi, melainkan tindakan yang berani dan agresif, khususnya dalam pengembangan vaksin TBC.

“Kita akan mendengar kabar terkini mengenai 15 uji klinis vaksin TBC yang sedang berlangsung di seluruh dunia,” ujar Menkes Budi pada Side Event Stop TB Partnership: Dialog Vaksin TBC, Selasa (24/9).

Indonesia memainkan peran lebih aktif dalam upaya global mengatasi tantangan dan melawan TBC. Meskipun menjadi negara dengan jumlah kasus TBC terbanyak kedua, Indonesia sempat dikeluarkan dari uji coba vaksin TB multisenter karena kendala hukum.

“Namun, kami telah bekerja keras untuk menyelesaikan masalah yang sudah berlangsung lama ini, menghilangkan hambatan untuk memungkinkan kolaborasi yang lebih luas dalam penelitian klinis,” ucap Menkes Budi.

Adapun, tiga uji vaksin TBC yang melibatkan Indonesia:
A. M72/AS01E (Yayasan Bill & Melinda Gates dan GlaxoSmithKline):
Indonesia mulai memvaksinasi subjek untuk uji klinis fase 3 pada 20 September 2024, menyusul permulaan sebelumnya di Afrika Selatan dan Kenya.
B. BNT164a1 (BioNTech dan Biofarma): Setelah menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech.
C. AdHu5Ag85A (CanSinoBio dan Etana): Indonesia terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC vektor virus CanSinoBio.

“Kami optimis bahwa salah satu uji coba ini akan selesai pada tahun 2028, sehingga membuka jalan bagi kemajuan vaksin TBC terbaru secepat mungkin,” kata Menkes Budi.

Foto oleh CDC dari Pexels

Rekomendasi Sepatu Lari untuk Anak

Moms dan Pops, kini olahraga lari makin digandrungi berbagai kalangan. Tak hanya sebagai ajang berolahraga, lari pun menjelma sebagai tren yang diikuti mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kesempatan itu pun bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan anak akan pentingnya berolahraga. Moms dan Pops, tentu perlu mempersiapkan berbagai hal ketika mengajak anak untuk berolahraga.

Tak hanya mempersiapkan mental anak, Moms dan Pops perlu memberi dukungan emosional, pengetahuan dasar, hingga perlengkapan yang memadai kegiatan berolahraga sang buah hati.

Dalam olahraga lari, sepatu menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Moms dan Pops dapat memilih sepatu yang bisa mendukung kebutuhan anak saat berolahraga.

Rekomendasi Sepatu Olahraga untuk Anak

Sepatu On Kids dari Wilio dapat menjadi pilihan Moms dan Pops saat membeli sepatu olahraga untuk anak-anak.

Astrid Satwika saat morning family run dan fashion show dengan membawakan produk sepatu On Kids, Minggu (15/09).

Nia Ramadhani saat morning family run dan fashion show dengan membawakan produk sepatu On Kids, Minggu (15/09).

“Hadir sebagai gerai yang berkecimpung di dunia anak-anak, kami secara terus menerus berinovasi dalam menyediakan beragam produk global terkemuka. Kini, secara eksklusif dan pertama kalinya, On lini produk anak-anak, Wilio bawa ke Indonesia. Diharapkan dengan ketersediaan On di Wilio, semakin memudahkan para orang tua yang ingin memberikan kebutuhan terbaik bagi anak, salah satunya kebutuhan olahraga maupun untuk kegiatan kasual anak di berbagai momen kesehariannya”, tutur Ade Maharani Boelhasrin, Head of Marketing Wilio.

Berasal dari Swiss, sepatu anak-anak pertama dari On terinspirasi dari Cloud Family, sepatu bermain dan jalan yang sangat ringan, dilengkapi dengan teknologi sepatu lari.

Kini On telah tersedia di 6 gerai Wilio mulai dari, Jakarta; Wilio Grand Indonesia, Wilio Pondok Indah Mall, Wilio Senayan City, Wilio PIK Avenue, Surabaya; Wilio Tunjungan Plaza, dan Bali; Wilio Living World Plaza sejak 31 Agustus 2024 yang membawa sederet koleksi sepatu anak.

“Kehadiran sebuah produk baru di Wilio turut menandai semangat yang diberikan kepada orang tua untuk membangun bonding yang baik dengan anak lewat produk yang mendukung kebutuhan sehari-harinya. Karenanya, Wilio mengedepankan produk-produk global terkemuka untuk bisa dihadirkan dan dijumpai lebih dekat oleh para orang tua di Indonesia”, tutup Ade.

Kolaborasi Converse dan Isabel Marant Hadirkan Kreasi Baru Chuck Taylor dan Sneakers Wedge

0

Perancang busana asal Prancis, Isabel Marant menuangkan kecintaannya pada Converse melalui koleksi kolaborasi pertama dengan jenama miliknya

Bagai pasangan serasi, Converse dan Isabel Marant berkolaborasi pada pertama kalinya untuk mempersembahkan koleksi kapsul bergaya Converse yang baru dan klasik, dilebur dengan estetika keren ala Paris, khas karya seorang Isabel Marant.

Isabel Marant punya sudut pandang yang dikenal lumayan unik, memadukan gaya fesyen berkelas dan streetwear. Terbentuk oleh prinsip-prinsip dasar seperti spontanitas, independensi, dan keanggunan alami, Isabel Marant menemukan kebebasan dengan menjadi pribadi yang tidak mudah ditebak dan berani mendobrak tatanan. Ia tidak takut merintis jalurnya sendiri dan lebih terpikat oleh perjalanannya ketimbang tujuannya – nilai-nilai yang selaras diusung oleh Converse.

Sebagai jenama yang menempatkan dirinya pada persimpangan antara budaya dan gaya, Converse dan Isabel Marant telah meninggalkan dampak signifikan bagi para pendobrak di mana-mana. Terpaut pada desain rintisan dan cintanya terhadap Chuck Taylor, koleksi ini mempersembahkan siluet terbaru; Chuck 70 Wedge serta sentuhan baru pada Chuck 70 yang ikonik. Dengan sentuhan nostalgia, kolaborasi ini jadi perwujudan sempurna dari duo yang bergabung bersama sebagai sebuah bentuk ekspresi “Kemewahan Alami.”

Isabel Marant memang mitra ideal untuk meluncurkan Chuck 70 Wedge – versi terbaru dari aksi elevasi Converse, mengekor De Luxe Wedge yang baru saja diperkenalkan. Menawarkan tumit wedge 2,5 inci tersembunyi yang melekat pada bagian atas dan midsole Chuck 70, siluet ini memberikan penghormatan kepada kerja keras Isabel Marant di bidang fesyen dan karya beliau yang mempelopori tren sneaker wedge tahun 2010-an.



Untuk melengkapi koleksi, Isabel Marant juga menghadirkan interpretasinya atas Chuck 70, hi top, dan Chuck 70 Ox, low top, yang menampilkan detil klasik Chuck dengan sentuhan desain khas Isabel Marant. Seluruh siluet yang dihadirkan ini memiliki detil menarik seperti upper berbahan katun dan pliester Jacquard yang berjumbai, logo Isabel Marant di lapisan kanvas raw edge, pinstripe dan temali warna-warni, dan sol luar tembus pandang yang juga multi-warni yang serasi.

Koleksi Converse x Isabel Marant akan diluncurkan secara eksklusif pada tanggal 11 September 2024 di toko Isabel Marant Turenne Paris pop-up, di situs web IsabelMarant.com, dan di toko-toko Isabel Marant. Penjualan lebih luas akan dimulai tanggal 12 September 2024 di Converse.com dan toko-toko ritel pilihan. Ragam warna siluet yang ditawarkan akan mencakup Chuck 70 Wedge dalam dua pilihan warna Vanilla White dan Raven, selain juga Chuck 70 dengan pilihan warna Raven, dan Chuck 70 Ox berwarna Vanilla White.

Selain itu, kolaborasi ini juga menjadi titik kick-off atas lini terbaru Converse untuk inline heel seiring akan hadirnya Chuck Taylor All Star Wedge, di mana termasuk di dalamnya desain klasik Chuck dengan hak 2.5 inci tersembunyi sebagai peninggi tambahan. Siluet ini akan diluncurkan dalam paduan warna hitam putih pada 3 Oktober 2024 di Converse.com dan gerai pilihan. Sebagai bagian dari aksi elevasi dan inovasi platform yang sedang berlangsung, Chuck 70 Wedge versi reguler juga akan menyusul hadir dalam beberapa bulan mendatang.

Kunjungan Paus Fransiskus beserta seluruh delegasi di Aryaduta Menteng

Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik di dunia dan Kepala Negara Vatikan beserta Delegasinya telah mengadakan serangkaian kegiatan diplomatik dan kunjungan resmi selama tiga hari di Jakarta. Aryaduta Menteng dengan bangga menyambut seluruh delegasi pada tanggal 3 – 6 September 2024. Ini merupakan momen langka dan Istimewa menandai komitmen hotel yang berpengalaman lebih dari 50 tahun ini dengan pelayanan paripurna terbaik dengan keramah-tamahan khas Indonesia.

“Kami merasa sangat bangga dan terhormat dapat menjadi tuan rumah bagi Delegasi Vatikan di Hotel Aryaduta Menteng, sekaligus memperkenalkan budaya Betawi dengan menyematkan kain kebesaran Cukin untuk seluruh tim Vatikan pada saat kedatangannya. Kunjungan ini merupakan momen bersejarah dan Istimewa. Kami berkomitmen untuk memastikan mereka disini tidak hanya menginap saja, namun dengan pengalaman lainnya merasakan lezatnya kuliner khas Indonesia. Aryaduta Menteng sekaligus juga menjadi salah satu bagian penting dalam perannya di internasional mendukung misi penting Paus Fransiskus dan Delegasi Vatikan lainnya di Indonesia bahkan seluruh dunia.” ungkap General Manager, Bp. Fajar Sukarno.

Kunjungan ini menandai pentingnya hubungan baik antara Indonesia dan Vatikan. Misi Paus dan Delegasi Vatikan ini bukan hanya sebagai kesempatan untuk memperluas pengaruh positif untuk seluruh dunia, tapi juga untuk mempromosikan dialog kerukunan antar agama dan mendukung berbagai inisiatif sosial dan kemanusiaan.