Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong para calon pengantin untuk memeriksakan kesehatan diri sebelum melangsungkan pernikahan.
Sebagai upaya mencegah stunting sejak dari hulu, BKKBN meluncurkan aplikasi berbasis Android yang diberi nama Elektronik Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil dan saat ini telah diunduh hampir setengah juta calon pengantin.
Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Senin (17/10/2022), mengatakan calon pengantin harus memeriksakan diri terlebih dahulu untuk mengetahui risiko stunting selama kehamilan. Pemeriksaan kesehatan itu meliputi kadar Hemoglobin (HB), ukuran lingkar lengan, serta tinggi dan berat badan.
“Harus diperiksa. HB-nya berapa? Lingkar lengannya berapa? Tinggi dan berat badannya berapa? Kalau sudah diperiksa maka akan terlihat memenuhi syarat atau tidak untuk hamil. Atau kalau hamil, anaknya bakal stunting atau tidak,” kata Hasto Wardoyo yang juga dokter spesialis obstetric dan ginekologi (Sp.O.G) ini.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Meningkat, Kemenkes Himbau Orang Tua Tidak Berikan Anak Obat Cair/Sirup Dulu
Jika hasil pemeriksaan HB menunjukkan angka di bawah 11 gr/dl dan lingkar lengan calon pengantin wanita kurang daru 23,5 centimeter maka bayi yang dikandung dan akan dilahirkan berisiko stunting.
“Menikahnya tetap boleh (berlangsung). Kehamilannya yang harus ditunda dan perlu pendampingan,” kata Hasto.
Hasil pemeriksaan kesehatan calon pengantin itu lalu diinput ke dalam aplikasi Elsimil yang menjadi acuan bagi Tim Pendampingan Keluarga (TPK) yang sudah dibentuk di seluruh desa di Indonesia.
Direktur Bina Ketahanan Remaja (Hanrem) BKKBN dr. Viktor Palimbong mengatakan Elsimil bukan acuan calon pengantin itu untuk boleh menikah atau tidak.
“Elsimil ini untuk mengidentifikasi si calon pengantin ini anemia atau tidak, kekurangan gizi atau tidak, yang tentunya berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandungnya. Kalaupun kondisi si calon pengantin belum ideal maka Tim Pendampingan akan terus memberikan masukan sampai kondisinya siap untuk hamil dengan tidak berisiko stunting,” kata Viktor.
Menurut Viktor, Elsimil ini adalah tools atau alat pencegahan stunting dari hulu mulai dari screening, edukasi, pendampingan bagi calon pengantin, hingga pendampingan pascapersalinan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari pusat informasi Elsimil, hingga Senin (17/10/2022), Elsimil telah diunduh dan digunakan oleh 456.984 calon pengantin. Jumlah hampir setengah juta ini, merupakan 1/4 dari jumlah rata-rata pernikahan di Indonesia yang berkisar dari 1,8 juta hingga 2 juta pernikahan per tahun.
Berdasarkan penelusuran data, jumlah pengunduh Elsimil terbanyak berada di Provinsi Jawa Timur yakni mencapai 116.673 calon pengantin. Kedua berada di Jawa Barat yakni 89.648 unduhan oleh calon pengantin. Ketiga ditempai Provinsi Jawa Tengah dengan 74.164 calon pengantin yang mengunduh aplikasi Elsimil.
Jumlah unduhan Elsimil keempat dan kelima terbanyak dilakukan calon pengantin dari Sulawesi Selatan yakni 19.250 dan Sumatera Utara sebanyak 15.779 unduhan.
Sementara itu dari Bali dilaporkan anggota Komisi IX DPR-RI I Ketut Kariyasa Adnyana, Direktur Advokasi dan Hubungan Antarlembaga BKKBN Wahidah Paheng, beserta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr. Luh Gede Sukardiasih., M.For., MARS, melakukan sosialisasi pencegahan stunting di Desa Umajero, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Minggu (16/10/2022).
Dalam paparannya, dr. Luh Gede menyampaikan edukasi membentuk keluarga berkualitas. Ia menargetkan prevalensi stunting di Bali 6,15 persen di tahun 2024 yang saat ini masih 10,9 persen berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021.
Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, mengatakan Bali tidak boleh lengah meski prevalensi jauh di bawah nasional yakni 10,9 persen. Justru angka ini wajib ditekan lagi hingga dua persen atau kalau bisa zero.
Baca juga: Manfaat Vitamin E Untuk Ibu Hamil dan Penyebab Kekurangannya
“Kenapa bila perlu harus zero? Karena Bali sangat tergantung dari sektor pariwisata. Kalau banyak penduduk yang stunting, bisa-bisa wisatawan mancanegara takut datang. Karena itu isu kesehatan,” kata Kariyasa.
Direktur Hubla BKKBN Wahidah mengatakan banyak intervensi dilakukan kepada calon pengantin, ibu hamil dan balita pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Wahidah mengatakan upaya itu untuk mencegah stunting guna menuju Indonesia Emas 2045, yakni generasi yang berkualitas dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.
Berdasarkan pusat data Media Center BKKBN, jumlah calon pengantin di Bali yang mengunduh aplikasi Elsimil sebanyak 2.189.
Foto utama oleh Iqbal Nuril Anwar dari Pixabay