Moms terkadang Stunting merupakan salah satu mimpi buruk para orang tua, dan dianggap sebagai salah satu kegagalan dalam merawat buah hati. Tak ada yang pernah mengharapkan anaknya mengalami pertumbuhan tubuh yang tidak wajar.
Hal ini mengakibatkan ada banyak upaya untuk mencegah stunting, bahkan sejak di dalam kandungan. Ketika mengupayakan untuk mencegah anak dari stunting, Moms juga harus bisa membedakan fakta dan mitos tentang stunting yang beredar luas di masyarakat.
Baca juga Mendidik Si Kecil Dengan Memelihara Hewan
Sekilas informasi, stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, di mana panjang dan tinggi badan kurang dari standar normal. Bahasa lain untuk stunting adalah “cebol” atau “kuntet”, karena anak tidak tumbuh sebagaimana umumnya. Dalam perhitungan statistis, masalah stunting di sejumlah negara berkembang cukup mengkhawatirkan.
Untuk mengetahui lebih jauh soal Stunting, mari kita memulainya dengan mengetahui fakta dan mitos tentang stunting dalam uraian berikut ini:
— Stunting rentan terjadi di usia anak pada seribu hari sejak janin terbentuk di dalam janin, hingga usia lima tahun. Ini merupakan fakta yang didukung oleh sejumlah penelitian.
— Faktor lingkungan disebut-sebut sebagai penyebab utama stunting. Padahal ini bukan satu-satunya penyebab. Di antara berbagai penyebab stunting adalah faktor sosio ekonomi, kurangnya nutrisi pada ibu hamil, infeksi dan penyakit yang tidak kunjung sembuh, hingga cara pemberian makanan yang kurang tepat.
— Fakta selanjutnya, stunting juga bisa disebabkan faktor hormonal dan genetik. Karena itulah, jika Moms menemukan indikasi anak stunting, segeralah melakukan antisipasi dengan berkonsultasi kepada ahli.
— Stunting bisa dicegah dengan pemberian susu dengan resep khusus. Artinya, Moms tidak boleh memberikan sembarang susu untuk mengupayakan kondisi anak kembali normal. Biasanya ketika anak sudah dinyatakan stunting, medis akan memberikan susu Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) dengan resep dokter.
Baca juga Omah Mbudur, Gupuh-Suguh-Lungguh! Apa tuh?
Ini merupakan salah satu terapi yang cukup efektif agar pertumbuhan anak bisa kembali normal. Ketika anak menolak untuk diberikan PKMK, maka biasanya dokter akan memasang selang khusus di hidung anak, lalu memasukkan susu yang langsung dialirkan ke lambung anak.