Kolom dr. Laksmita Dwana, S.S
Terdapat tiga pilar utama dalam dunia kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu preventif atau pencegahan, kuratif atau pengobatan, dan rehabilitatif. Dalam menunjang pembangunan nasional jangka panjang yang menitikberatkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yang prima, diperlukan adanya asuhan dan perlindungan terhadap penyakit sebagai upaya utama dalam mencegah perkembangan penyakit.
Pencegahan primer adalah segala upaya untuk menghindari penyakit atau kejadian yang dapat menyebabkan seorang bayi atau anak sakit atau cacat seperti menjaga status gizi, mengamankan diri dari cedera dan keracunan, serta melakukan imunisasi terhadap penyakit.
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit menular, khususnya Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada anak maupun dewasa. Imunisasi bekerja dengan cara memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh untuk membentuk antibodi yang meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif, sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut.
Pencegahan terjadinya penyakit tentunya akan mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan mutu pendidikan dikarenakan kondisi anak yang sehat.
“Manfaat utama imunisasi adalah investasi untuk mendapatkan kesejahteraan di masa depan dan memperpanjang usia harapan hidup dengan memutus rantai penularan penyakit infeksi.”
Selain itu, imunisasi juga meningkatkan keamanan melakukan perjalanan ke daerah endemik dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung atas dasar bahwa biaya pengobatan lebih tinggi dibandingkan biaya pencegahan.
Keuntungan lainnya adalah efektifitas yang tinggi dan efisien, harga terjangkau, serta tidak berbahaya sehingga program ini dapat menjadi upaya preventif terjangkitnya berbagai penyakit di Indonesia.
Tentunya, variasi penyakit yang tersebar di negara Indonesia bisa berbeda dari negara lainnya. Keadaan epidemiologi penyakit yang terjadi pada waktu yang sedang berlangsung menentukan isi program imunisasi nasional, maka jadwal program imunisasi nasional dapat berubah setiap tahunnya.
Program ini diberikan pada target sasaran bayi, batita, anak sekolah, dan wanita usia subur (WUS) yang terdiri dari imunisasi rutin dan tambahan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah memberikan jadwal imunisasi bagi anak berusia 0-18 tahun yang telah disesuaikan dengan kondisi terbaru di Indonesia per tahun 2020.
Cek jadwalnya di SINI ya.
Apakah vaksin yang beredar aman?
Keamanan vaksin sudah menjadi perhatian sejak lama. Pada dasarnya, aspek terpenting yang harus dipertimbangkan adalah keseimbangan antara imunogenitas (daya pembentukan kekebalan) dan reaktogenisitas (reaksi samping vaksin). Vaksin yang beredar tentunya sudah melewati rangkaian uji klinis, sehingga keamanan sudah teruji.
Apakah imunisasi mempunyai efek sampingnya tersendiri?
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) merupakan kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi, mulai dari efek vaksin hingga reaksi efek samping dengan keterkaitan penyebab yang tidak dapat ditentukan. Efek umum yang dapat timbul setelah vaksinasi adalah rasa nyeri di tempat suntikan yang diikuti oleh bengkak kemerahan pada bagian suntikan.
Di sisi lain, para tenaga profesional tentunya sudah memahami pemeriksaan yang tepat sebelum memberikan imunisasi untuk meyakini bahwa anak yang akan menerima vaksin tidak memiliki kontraindikasi tertentu. (Photo by Mufid Majnun on Unsplash)
dr. Laksmita Dwana, S.S, Praktisi Kesehatan
Sumber:
- https://raisingchildren.net.au/babies/health-daily-care/immunisation/immunisation
- https://raisingchildren.net.au/babies/health-daily-care/immunisation/vaccine-immunity-how-vaccines-prevent-infectious-diseases
- Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Imunisasi di Indonesia. 2016
- https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/jadwal-imunisasi-idai-2020