Jelang Hari Raya Idulfitri 1444 H, sebagian besar masyarakat akan melakukan perjalanan mudik baik menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum. Mudik lebaran tahun ini diprediksi akan berbeda dengan dua tahun sebelumnya pada masa pandemi Covid-19, diperkirakan jutaan orang akan melakukan mudik termasuk didalamnya adalah perempuan dan anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan membawa serta anak dalam perjalanan mudik merupakan tantangan tersendiri karena biasanya anak tidak nyaman dengan perjalanan yang panjang. Untuk itu, perlu diciptakan perjalanan mudik yang aman, nyaman, dan tentunya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama mudik berlangsung.
“Demi keselamatan dan kenyamanan anak-anak dalam perjalanan mudik, saya menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama perempuan dan anak untuk dapat mempersiapkan segala sesuatunya selama perjalanan dari hal-hal yang sifatnya kebutuhan spesifik yang harus dibawa selama perjalanan, sampai dengan kembali lagi ke Jakarta. Harapan saya selain mengutamakan keselamatan, tentunya menciptakan suasana aman dan nyaman selama perjalanan juga harus menjadi perhatian para pemudik, termasuk meminimalisasi terjadinya berbagai bentuk kekerasan,” ungkap Menteri PPPA dalam keterangan tertulisnya.
Menteri PPPA juga mengajak seluruh pihak untuk menciptakan iklim dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi perempuan dan anak sehingga dapat bersama-sama menikmati indahnya Hari Raya Idulfitri dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman dengan nyaman.
Menteri PPPA berpesan kepada para penyedia jasa transportasi umum untuk menyiapkan transportasi yang akan digunakan mudik masyarakat harus layak menempuh perjalanan jauh, nyaman, aman, seperti menyiapkan ruang khusus (di bus, travel, kereta api, dll) yang dapat memberikan kesempatan khususnya kepada Ibu-Ibu yang masih menyusui untuk memberikan ASI kepada anaknya, lampu yang memadai dan tempat duduk yang meminimalisasi kemungkinan terjadinya pelecehan seksual.
“Untuk keamanan dan kenyamanan bagi pemudik yang menggunakan moda transportasi umum, saya juga menghimbau agar masyarakat, khususnya orangtua untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dirinya dan anaknya agar terhindar dari modus-modus kejahatan, kekerasan, khususnya kekerasan seksual, penculikan dan lainnya. Jangan pernah melepaskan pengawasan terhadap anak-anak kita. Ajarkan anak-anak agar berhati-hati dengan tawaran makanan, minuman, atau mainan dari orang yang tidak dikenal. Selain itu, alangkah baiknya jika membekali anak dengan tanda pengenal di kantong celana atau bajunya untuk mengantisipasi anak terpisah dari ayah dan ibu di tempat keramaian,” ujar Menteri PPPA.
Menteri PPPA mengatakan keamanan dan keselamatan selama perjalanan mudik, masyarakat harus lebih selektif dalam memilih kendaraan yang aman dan nyaman, dan orangtua diharapkan dapat memanfaatkan transportasi mudik gratis yang di fasilitasi oleh Kementerian/Lembaga, perusahaan atau lembaga swasta dari pada mengendarai motor dan berboncengan dengan anak dan keluarga, untuk dapat mengurangi risiko kecelakaan.
“Saya juga mengimbau agar tidak membawa anak-anak yang masih bayi atau balita ketika menjalani mudik dalam perjalanan jauh menggunakan sepeda motor karena dikhawatirkan dapat melelahkan dan berisiko bagi kesehatan anak-anak kita. Selamat dan aman sampai kampung halaman adalah tujuan dari perjalanan mudik lebaran,” imbuhnya.
Menteri PPPA kembali mengingatkan, dalam perjalanan mudik nanti bagi masyarakat termasuk juga perempuan dan anak apabila melihat atau mengalami kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat menghubungi layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA 129) pada Hotline 129 atau Whatsapp di nomor 08111-129-129, atau melapor ke UPTD PPA/P2TP2A yang telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan transportasi yang cepat, mudah diakses, aman, nyaman dan terjangkau, bagi kelompok rentan yakni: kelompok disabilitas, lanjut usia, anak-anak dan ibu hamil.
“Kami terus mendorong seluruh operator sarana dan prasarana transportasi untuk menyediakan fasilitas dan petugas yang responsif dalam memberikan pelayanan terhadap kelompok rentan di masa mudik lebaran tahun ini. Pelayanan transportasi yang aman dan nyaman adalah hak seluruh masyarakat, termasuk pengguna jasa yang memiliki keterbatasan secara fisik berhak pula mendapatkan pelayanan yang setara” ucap Menhub.
Menhub menjelaskan, berdasarkan prediksi akan terjadi lonjakan pergerakan masyarakat yang tinggi pada arus mudik dan lebaran tahun ini. Untuk itu, Menhub mengimbau kepada masyarakat untuk merencanakan mudiknya dengan baik. “Sebisa mungkin lakukan mudik lebih awal sebelum tanggal 18,19, 20, dan 21 April 2023 yang diprediksi akan terjadi puncak lonjakan arus mudik. Mari bersama-sama wujudkan mudik yang aman dan berkesan,” tuturnya.
Sejumlah upaya telah dilakukan Kemenhub untuk meningkatkan pelayanan bagi kelompok rentan. Salah satunya yaitu menyelenggarakan Workshop/Pelatihan Dasar Pelayanan yang Ramah, Responsif, dan Sensitif terhadap Kelompok Rentan pada Sektor Transportasi, dalam rangka percepatan pemenuhan hak-hak pengguna jasa dari kelompok rentan. Pelatihan ini diikuti oleh para petugas pelayanan bidang transportasi.
Lebih lanjut, Ketua Komisioner KPAI, Ai Maryati Solihah mengatakan dalam rangka mendukung upaya menciptakan mudik aman, nyaman, dan terbebas dari kekerasan seksual bagi perempuan dan anak, KPAI merekomendasikan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Kementerian Perhubungan untuk dapat mendukung upaya bersama ini.
Baca juga: Indonesia Miliki Obat Baru COVID-19, Dinilai Lebih Efektif Obati Pasien
Ai menegaskan agar Kementerian Perhubungan disamping meningkatkan ketersediaan dan kualitas fasilitas yang ramah anak di setiap moda transportasi juga melengkapi sarana dan prasarana di stasiun, terminal, pelabuhan, bandara, dan rest area seperti ruang laktasi, ruang istirahat anak, dan ruang kesehatan termasuk peningkatan pengawasan dalam setiap moda transportasi.
“Untuk dapat menciptakan mudik aman, nyaman, dan terbebas dari kekerasan seksual, perlu upaya meningkatkan pengawasan dan keamanan dalam setiap moda transportasi. Selain itu, penyediaan ruang/pos pengaduan disetiap tempat pemberhentian dan memberikan edukasi keselamatan anak dalam perjalanan mudik lebaran juga menjadi hal yang sangat penting. Kami juga mengimbau agar para petugas yang berjaga selama masa mudik lebaran diberikan edukasi terkait keselamatan anak dan indikasi terjadinya kekerasan seksual dalam perjalanan mudik,” ujar Ai.