Digitalisasi saat ini sudah merambah ke hampir seluruh bidang kehidupan termasuk UMKM. Itulah mengapa, kegiatan UMKM saat ini tidak bisa lepas dari dunia dan perangkat digital baik dalam proses perencanaan bisnis, pembuatan produk, pemasaran maupun manajemen UMKM itu sendiri.
Hal tersebut juga berlaku untuk UMKM milik perempuan yang saat ini jumlahnya lebih dari 64% dari total jumlah UMKM yang ada dan berkontribusi signifikan pada resiliensi perekonomian nasional.
Terlepas dari kuatnya peran UMKM milik perempuan dalam perekonomian nasional dan besarnya jumlah unit usaha yang dijalankan, UMKM milik perempuan masih menghadapi kendala penguatan dan pengembangan bisnis yang pada akhirnya berimbas pada stagnasi level UMKM dan bahkan ancaman gulung tikar.
Salah satu tantangan UMKM milik perempuan adalah kekurangmampuan usaha ini melakukan penetrasi dan eksis di pasar berbasis digital yang saat ini mengalami trend yang meningkat.
Baca juga: Aplikasi ELSIMIL Dikembangkan Untuk Data Riwayat Kesehatan Bumil dan Ibu Dengan Balita
Dalam rangka penguatan UMKM perempuan di pasar berbasis digital, KemenPPPA bekerjasama dengan UN Women dan Gojek melaksanakan kegiatan Peningkatan Partisipasi Perempuan dan Kewirausahaan di Era Digital. Pelatihan ini diikuti oleh 50 perempuan UMKM yang telah siap naik kelas di Kota Semarang dan sekitarnya.
Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari penuh ini bertujuan untuk (1) penguatan skil perempuan dalam meningkatkan profit UMKM yang dijalaninya, (2) maksimalisasi penggunaan perangkat dan dunia digital dalam memajukan UMKM milik perempuan, dan (3) memajukan pola pikir perempuan pemilik UMKM untuk tidak terjebak dalam konstruksi sosial yang membatasi potensi berkembang perempuan di bidang ekonomi.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Lenny N. Rosalin, dalam pembukaanya mengatakan bahwa “Perempuan pelaku UMKM memiliki potensi yang tidak terhingga dalam perekonomian nasional. Data statistik menunjukan bahwa UMKM Indonesia yang didominasi oleh perempuan menyumbang 61% dari total PDB nasional, menyerap 97% dari total tenaga kerja dan 60% dari total investasi” terang Lenny.
“Kota Semarang secara IPG dan IDG berada di atas rata-rata nasional dan rata-rata Jawa Tengah. Kalau kita melihat variable IPG dan IDG itu sendiri, ada komponen ekonomi yang seringkali menjadi momok di banyak daerah. Saya menantang UMKM milik perempuan di Kota Semarang untuk tidak hanya menjadi pionir penyumbang naiknya IPG dan IDG lokal tetapi juga menjadi contoh bagi perempuan perempuan pemilik UMKM di wilayah yang lain” Lanjut Lenny.
Vice President of Public Policy and Government Affairs Gojek, Tricia Istiara Iskandar, menyampaikan dukungan Gojek dalam pemajuan UMKM milik perempuan di Indonesia. “Gojek memiliki komitmen kuat dalam pemajuan bisnis UMKM milik perempuan. Komitmen tersebut terlah diterjemahkan ke dalam berbagai aksi nyata pelatihan peningkatan kapasitas UMKM perempuan dan intervensi kebijakan bisnis di Gojek” jelas Tricia.
“Apa yang kita lakukan hari ini merupakan kolaborasi aksi tripartit KemenPPPA, UN Women dan Gojek dalam mendorong UMKM milik perempuan masuk, eksis dan secara aktif menggunakan perangkat dan pasar berbasis digital dalam memajukan usahanya”. Tambah Tricia.
Sementara itu National Program Officer UN Women, Pertiwi T. Boediono mengatakan bahwa sebagai Badan PBB yang fokus pada penguatan kesetaraan gender, pemberdayaan dan perlindungan perempuan, UN Women bekerja secara aktif mendorong upaya-upaaya pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh seluruh stakeholders yang ada.
“Bagi kami, UMKM perempuan dan berdayanya perempuan di bidang ekonomi merupakan pintu masuk bagi keberdayaan perempuan di sektor-sektor yang lain. UMKM perempuan harus didorong agar semakin kuat dari sisi manajemen dan bisnisnya serta dari sisi sumbangsihnya dalam penyelesaian masalah-masalah perempuang yang ada”. Jelas Pertiwi.
Pelatihan yang dilaksanakan di Aula Parahita Ekapraya Kantor DP3AP2KB Propinsi Jawa Tengah ini mengusung berbagai materi kewirausahaan yang berperspektif gender termasuk gender dan nilai pengembangan usaha responsif gender, kepemimpinan perempuan dalam aktivitas kewirausahaan, penguatan karakter inter dan intra personal perempuan dalam kewirausahaan, analisis bisnis dengan SMART dan SWOT, pengelolaan keuangan, perizinan usaha, bisnis model canvas responsif gender, survey pasar digital, izin usaha dan penetrasi platform digital dan digital on borading.
Najmi Rizki K, salah satu peserta pelatihan yang juga pemilik UMKM dengan merk Cake Up mengatakan bahwa pelatihan ini sangat berguna dan memantapkan dirinya untuk masuk pasar berbasis digital. Najmi juga menyatakan bahwa keterampilan praktis yang diajarkan dalam pelatihan menguatkan semangatnya untuk memajukan usaha demi kesejahteraan keluarga dan masa depan cerah anak-anaknya.
Baca juga: Perkuat Peran Guru dalam Ciptakan Lingkungan Pendidikan Toleran dan Mencintai Keberagaman
Kepala Dinas P3AP2KB Propinsi Jawa Tengah, Retno Sudewi dalam penutupannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada KemenPPPA, UN Women dan Gojek yang telah menjadikan Semarang sebagai lokasi awal pelatihan ini.
“Tentunya Dinas PPPA Propinsi dan Dinas PPPA Kota akan melakukan pendampingan lebih lanjut untuk memastikan pelaku UMKM ini benar benar memiliki posisi yang kuat di pasar berbasis digital. Untuk itu diperlukan kerjasama yang semakin erat ke depan dari para stakeholders termasuk KemenPPPA, UN Women dan Gojek” tutup Dewi.
Foto utama oleh Meghan Lamle dari Unsplash