Bila merujuk pada definisi dari Otoritas Jasa Keuangan di mana Literasi Finansial dijabarkan sebagai “Rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan pribadi lebih baik”, maka seringkali kita merasa anak-anak belum perlu diperkenalkan dengan hal tersebut.
Akan tetapi, Moms and Pops, sebenarnya sebagai orang tua kita memiliki peran pertama dan utama dalam membantu si kecil menyadari aspek finansial di sekitar kita yang pada suatu titik tertentu mau tidak mau akan melibatkan dirinya.
Baca juga: Si Kecil Gak Mau Lepas Empeng? Simak 8 Jurus Ampuh Menghadapinya
Berdasarkan survei OJK sendiri, tingkat Literasi Finansial penduduk Indonesia masih di angka 38,03%, sementara Riset OCBC NISP Financial Fitness Index jatuh di angka 37,72, relatif masih jauh di bawah Singapura yang mencapai 61. Uniknya lagi, rendahnya literasi finansial tak seiring dengan angka transaksi perbankan digital yang malah meningkat signifikan. Situs Katadata mencatat kenaikan transaksi pada perbankan digital semester I tahun 2021 sebesar 39,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Idealnya, dunia keuangan yang dipermudah aksesnya melalui teknologi digital saat ini seiring dengan membludaknya jumlah pengguna internet terutama di kalangan anak muda dan menjamurnya fintek sebaiknya diimbangi oleh tingkat Literasi Finansial yang juga meningkat. Hal ini tentunya tidak lepas dari keberhasilan orang tua membangun karakter anak yang bertanggung jawab terhadap keuangannya, yang tentunya sangat baik bila dimulai dari sejak masih kecil.