Kelahiran bayi memang bisa menjadi momen bahagia dalam kehidupan pasangan. Namun nyatanya tak sedikit juga yang kemudian malah depresi setelah melahirkan.
Kebanyakan ibu baru memang mengalami baby blues yang bisa berupa perubahan mood, kecemasan, susah tidur, sampai sering menangis. Munculnya depresi pasca bersalin kadang hanya beberapa hari setelah kelahiran tapi ada juga yang parah dan dalam waktu agak lama.
Baca juga Teknik Bermain Sambil Belajar: Manfaatnya bagi Balita?
Depresi pasca bersalin dialami oleh banyak ibu baru. Kadang ini hanya masalah komplikasi dari melahirkan. Tanda dan gejala dari depresi setelah bersalin sangat beragam mulai dari yang ringan sampai yang parah. Ini bisa berupa kesedihan, kecemasan, rasa ingin menangis, masalah nafsu makan, masalah tidur, sulit terhubung dengan bayi, dan lain-lain.
Baca juga Baby Talk: Seberapa Pentingkah Bahasa bagi Bayi?
Selain depresi, ada juga psikosis pasca bersalin yang umumnya berlangsung pada minggu pertama setelah melahirkan. Tandanya beragam namun lebih parah karena bisa berupa disorientasi, halusinasi, delusi, paranoia, dan bahkan sampai keinginan menyakiti diri sendiri dan bayi. Ibu yang mengalami psikosis ini harus segera mendapatkan penanganan dari dokter.
Tak hanya ibu, depresi pasca bersalin juga bisa terjadi pada ayah baru. Mereka bisa merasa sedih, kelelahan, cemas, dan perubahan pada pola makan dan tidur. Ayah yang masih muda dan memiliki sejarah depresi atau masalah keuangan bisa berisiko tinggi mengalami depresi pasca bersalin. Depresi yang terjadi pada ayah baru bisa berdampak negatif pada hubungan pasangan dan perkembangan anak, sama seperti depresi yang terjadi pada ibu.
Baca juga Bagaimana Mengetahui Ibu Hamil dan Tanda-Tandanya?
Penyebab Depresi Pasca Bersalin
Penyebab munculnya depresi pasca bersalin ini tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal. Ini biasanya terjadi karena kombinasi masalah fisik dan emosional. Berikut beberapa penyebab depresi pasca bersalin.
- Perubahan fisik
Setelah melahirkan, ada penurunan hormon estrogen dan progesteron yang cukup tinggi di dalam tubuh ibu. Ini yang bisa berkontribusi pada depresi pasca bersalin. Hormon lain yang diproduksi oleh tiroid juga mengalami penurunan tajam sehingga bisa menyebabkan kelelahan dan depresi.