Oleh: Pujianti, S.S. M,Pd.
Selain memberikan pendampingan dan pengawasan, penting juga bagi orang tua untuk berupaya mengenal dan memahami karakter anak di masa tumbuh kembang awalnya. Dalam hal ini setiap anak mempunyai sifat atau karakter yang beragam dan cukup kompleks.
Karakter anak ini dapat diketahui melalui beberapa hal, seperti kondisi intensitas reaksi, tingkat keaktifan, toleransi terhadap frustasi, hingga reaksi anak terhadap orang baru.
Cara memahami karakter anak bisa dimulai dengan mengamati intensitas interaksi sang anak.
Anak dengan karakter reaktor besar biasanya akan berteriak sekencang-kencangnya saat bahagia atau melempar hingga memukul saat marah. Sementara itu, anak-anak dengan intensitas reaksi rendah cenderung pendiam dan jarang rewel, tidur lebih dari rata-rata, dan menunjukkan emosinya hanya dengan sedikit perubahan pada ekspresi wajah atau nada suara.
Baca juga: Kondisi Lingkungan Pengaruhi Tinggi Rendahnya Prevalensi Stunting
Moms dapat mencoba mengatasi anak reaktor besar dengan sejumlah cara seperti dibawah ini:
1. Antisipasi ledakan. Keluarkan anak Anda dengan lembut dari situasi yang berpotensi meledak. Coba alihkan pada hal atau libatkan anak pada aktivitas positif untuk mengeluarkan energi. Selain itu, Anda bisa memberikan pelukan ketika anak sedang marah atau meledak-ledak.
2. Tidur yang cukup. Pastikan anak mendapatkan tidur yang cukup. Dengan kebutuhan tidur yang terpenuhi dengan baik dapat membantu mengontrol suasana hati anak.
Sementara untuk anak dengan reaksi rendah, bisa mencoba melakukan hal-hal dibawah ini:
1. Ubah hal-hal yang dapat menarik perhatiannya. Pilih musik dengan ketukan dinamis atau gunakan suara yang dramatis saat membaca, sehingga anak bisa lebih tertarik, ekspresif, dan turut berpartisipasi aktif.
2. Rancang kegiatan yang memungkinkan bagi anak untuk lebih aktif bergerak. Ajaklah anak untuk berolahraga dan turut serta dalam permainan bersama teman sebayanya.
Psikolog perkembangan anak berkebangsaan Swiss, Jean Piaget dalam penelitiannya mengenai perkembangan atau kemampuan kognitif, membagi tahapan perkembangan kognitif anak menjadi 4 bagian; sensory motorik (0-2 tahun), pra operasional (2-7 tahun), operasional kongkret (7-11 tahun), hingga operasional formal (11-15 tahun).
Mengapa dalam perkembangan anak perlu mengamati perkembangan kognitifnya? Gunanya adalah adalah melihat proses belajar yang progresif anak seperti perhatian, memori/ingatan, dan logika berpikir.
Perkembangan kognitif adalah tingkat kemampuan anak dalam berpikir. Perkembangan keterampilan tersebut penting agar si anak mampu memproses informasi, belajar mengevaluasi, menganalisis, mengingat dan membandingkan serta memahami hubungan sebab akibat.
Memahami anak sepanjang proses tumbuh kembangnya dalam kemampuan berbahasa dan kreatifitas anak dalam bermain begitu penting dilakukan oleh orang tua. Dalam tumbuh kembangnya, ini yang perlu dilakukan orang tua kepada anaknya; mendampingi dengan penuh kasih sayang, memberikan kebebasan, memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab serta mengenalkan nilai kedisiplinan dan mengenalkan pada seni.
Baca juga: Bayi Lahir di Bulan September? Ini Fakta dan Keunikan KarakternyaÂ
Perkembangan psikomotorik anak tidak kalah pentingnya menjadi suatu aspek kunci tumbuh kembang yang optimal. Pencapaian baik akan kemampuan psikomotorik anak tidak hanya memastikan tumbuhnya kecerdasan dan emosi anak, namun juga keseluruhan aspek psikomotorik yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik anak.
Faktor-faktor lingkungan yang penting dalam menentukan perkembangan psikomotor anak meliputi waktu yang dihabiskan untuk menyusui, tingkat sosial ekonomi keluarga, kehadiran orang tua, jumlah anak, tingkat pendidikan orang tua dan stimulasi di rumah. Dari faktor-faktor tersbut dapat disimpulkan bahwa orang tua punya peran kunci dan garda terdepan dalam memastikan tercapainya tumbuh kembang anak yang terbaik.
Referensi
https://www.lingoace.com/id/parenting/3-faktor-yang-memengaruhi-perkembangan-psikomotor-anak/
Penulis adalah guru SD 2 Maruyungsari dan STIT NU Al-Farabi Mangunjaya di Pangandaran, mengajar mata pelajaran psikologi pendidikan.