Oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.
Seorang ibu datang membawa anaknya. Masalah bukan pada anaknya, namun ibunya yang hendak konsul. Ibu ternyata hamil lagi, sementara anaknya belum berusia 2 tahun dan masih menyusu pada ibunya. Apakah ibu masih boleh menyusui selama hamil?
Apa yang terjadi?
Di Indonesia, keadaan seperti ini sering disebut dengan istilah kesundulan. Ibu tetap dapat menyusui sang calon kakak selama tidak mengalami kontraksi pada perutnya. Bila kontraksi perut terjadi, ibu harus berhenti menyusui. Jika tidak dihentikan, ditakutkan bayi yang dikandungnya akan lahir sebelum waktunya.
Hal ini dapat terjadi karena isapan bayi pada payudara merangsang pembentukan hormon oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi pada otot rahim.
Seandainya terjadi kontraksi saat kakak masih berusia kurang dari 6 bulan, maka kakak dapat diberikan ASI perah yang mungkin telah disimpan sejak kakak lahir di lemari pendingin. Bila persediaan habis, mungkin dapat dipikirkan untuk memberikan ASI donor dan diberikan menggunakan cup feeder.
Baca juga: ASI Donor
Bagaimana cara mendapatkan dan memberikannya, baca juga artikel tentang ASI Donor dan Siapa Bilang Bayi Tidak Bisa Minum Menggunakan Cangkir.
Baca juga: Siapa bilang bayi tidak bisa minum menggunakan cangkir?
Jika sudah berusia 6 bulan ke atas, kakak dapat diberikan makanan pendamping ASI dengan ASI donor. Bila tidak tersedia ASI donor, cukup berikan makan makanan dengan gizi yang seimbang.
Keuntungan pemberian ASI pada calon kakak sementara ibu sedang hamil adalah pada saat adiknya lahir, ASI sudah diproduksi dan lancar keluarnya. Bila kakak masih mau menyusu, berikan ASI pada adik terlebih dahulu, setelah itu baru diberikan kepada kakak.
Dari buku Di Balik Kamar Praktek: Jawaban atas Pertanyaan Seputar ASI oleh Dr. Edi Setiawan Tehuteru, Sp.A(K), MHA.
Foto utama oleh Gmasters dari Pexels
