Indonesia adalah negara yang sangat beragam, baik dari segi budaya, agama, bahasa, maupun etnis. Sudah seyogianya, keragaman tersebut harus dijaga dan dikelola untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis, damai, dan berkeadilan. Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rusprita Putri Utami mengatakan bahwa di dunia pendidikan, nilai-nilai keragaman harus dipupuk melalui pendidikan karakter. Salah satunya yaitu dengan mengajarkan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan.
“Sebagai generasi penerus bangsa, peserta didik harus dibekali pengetahuan dan pemahaman tentang keragaman. Dalam hal ini, guru memiliki peranan sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang toleran dan mencintai keragaman,” ujarnya di Jakarta, minggu lalu.
Diungkapkan Rusprita, Puspeka telah melaksanakan program penguatan kapasitas bagi para guru dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai keragaman. Program tersebut berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek.
Baca juga: Moms Ini Ada Praktik Inspiratif Pembelajaran Berdiferensiasi dari Guru PAUD di Kalimantan Selatan
Program peningkatan kapasitas itu dilakukan pada tahun 2022 dan telah menjangkau 5.211 peserta Program Guru Penggerak serta 28.254 peserta Program Pendidikan Profesi Guru. “Untuk semakin mempercepat proses pengimbasan, di tahun 2022, telah terbentuk 110 guru fasilitator nasional yang bertugas melatih 1.737 peserta didik di 20 provinsi tentang wawasan kebinekaan global melalui Modul Keterampilan Jitu Jadi Warga Abad 21,” papar Rusprita.
Sementara itu, dalam program peningkatan kapasitas guru tersebut, pembelajaran dibuat dalam bentuk gamifikasi yang seolah-olah mengajak peserta berpetualang dan berefleksi di setiap destinasinya. “Kita ingin mengajak para guru untuk sama-sama belajar tentang keragaman dengan cara yang menyenangkan. Harapannya, cara ini akan lebih efektif dan bisa diimplementasikan juga ketika para guru ini mengajarkan ke para siswa di sekolahnya masing-masing,” tegas Kapuspeka.
Prinsip Toleransi
Di lain kesempatan, Tokoh Kebinekaan Indonesia, Alissa Wahid mengutarakan hal senada. Menurutnya, peran dunia pendidikan khususnya para guru sangat penting dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan.
“Ada beberapa prinsip dalam mewujudkan toleransi yaitu prinsip keadilan dan menghormati orang lain. Selain itu, perlunya bagi kita menumbuhkan prinsip kerja sama di dalam ruang sekolah. Seperti kita tahu, iklim keragaman harus dibangun secara terus-menerus,” tuturnya saat menjadi narasumber Webinar Diskusi Praktik Baik Keragaman yang digelar Puspeka pada Minggu (19/3).
Webinar dengan tema “Indonesia Negara Bineka, Masih Pentingkah Pendidikan Kebinekaan?” itu telah diikuti lebih dari 500 peserta guru dari seluruh Indonesia yang tergabung secara daring maupun melalui siaran langsung pada kanal Youtube Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI.
Baca juga: Memukau! Siswa Cianjur Tampilkan Seni dan Budaya Indonesia di Jepang
Selain itu, dalam webinar hadir tiga narasumber guru penggerak yang telah mendapatkan pelatihan fasilitator untuk program Bimbingan Teknis (Bimtek) Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Wawasan Kebinekaan Global (WKG). Mereka adalah Guru Penggerak SMAN 3 Banda Aceh Oesea Sativa, Guru Penggerak SMAN 21 Maluku Tengah Idham Tehuayo, dan Guru Penggerak SMAN 1 Surakarta Arni Ferra Sinatra.
“Pengalaman saya mengikuti kegiatan bimtek P5 dari Puspeka Kemendikbudristek sangat menarik. Kegiatan ini membuka diri saya untuk melakukan perubahan terhadap hal baru yang dikemas dalam permainan, ringan, tapi tujuan esensialnya tercapai. Itu juga yang membawa saya untuk melakukan perubahan di ruang lingkup kecil di sekolah saya,” pungkas Oesea.