Serunya, Pengajar PAUD Ini Dilatih Tentang Kesetaraan Gender Untuk Anak Usia Dini

Pentingnya Ada Pelatihan Tenaga Pendidik Paud Tentang Perangkat Kesetaraan Gender Yang Terintegrasi Dalam Kurikulum PAUD

Save the Children Indonesia sejak tahun 2016 telah berkomitmen untuk mendukung program PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) yang merupakan mandat nasional dan tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013.

Komitmen ini diwujudkan dengan menginisiasi program PAUD HI percontohan bersama pemerintah daerah di beberapa kabupaten, dengan memastikan tersedianya beberapa layanan dasar seperti; Pendidikan, Kesehatan dan Nutrisi, Perlindungan, dan Kesejahteraan.

Baca juga: Hati yang Gembira adalah Obat

Dalam upaya pengembangan atau scale – up layanan PAUD HI, berdasarkan evaluasi terkhususnya pada layanan Pendidikan, ditemukan bahwa guru – guru perlu dibekali terkait kurikulum dan metode pembelajaran yang sekaligus dapat menjawab tantangan sosial pada masyarakat lokal, nasional, maupun global.

Dalam hal ini pengetahuan dan praktik guru terkait Kesetaraan Gender yang dapat diajarkan kepada Anak Usia Dini, juga merupakan hal krusial untuk diperlengkapi bagi layanan PAUD HI Pendidikan.

Foto oleh Taufiq dari Unsplash

Mengingat pada berbagai aspek kehidupan berbangsa, Kesetaraan Gender masih menjadi isu yang membutuhkan perhatian khusus dan usia anak PAUD adalah usia paling krusial untuk pengembangan konsep dan karakter personal dan interpersonal anak, untuk itu Save the Children telah mengembangkan Perangkat Kesetaraan Gender yang terdiri dari modul, handout, komik, dan video yang dapat digunakan untuk mengajarkan konsep kesetaraan gender bagi tendik PAUD dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam kurikulum dan pembelajaran di PAUD.

Bekerja sama dengan mitra lokal yakni Yayasan Wahana Komunikasi Wanita (YWKW) di Kabupaten Sumba Tengah dan Perkumpulan Stimulant Institute (PSI) di Kabupaten Sumba Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Save the Children telah melaksanakan Pelatihan Tendik PAUD menggunakan Perangkat Kesetaraan Gender yang dikembangkan sesuai konteks lokal, dengan melibatkan 73 PAUD yang berasal dari 19 desa di Sumba Tengah dan 42 desa di Sumba Barat.

Di kabupaten Sumba Barat, kegiatan pelatihan tahap 1 telah dilakukan pada tahun 2021 dan tahap 2 dilakukan di tahun ini, yakni pada bulan Juni dan Juli 2022. Sementara itu, di Sumba Tengah, pelatihan telah dilaksanakan pada tanggal 21-23 Juni 2022 dan bertempat di Aula SMK Negeri Waikabakul, Sumba Tengah. Pelatihan pada kedua kabupaten ini telah diikuti oleh 100 tenaga pendidik PAUD.

“Melalui inisiatif ini, kami harap dapat menghentikan siklus bias gender yang dihadapi anak perempuan dan laki-laki sejak usia pra-Sekolah Dasar, yang merupakan salah satu akar penyebab yang menimbulkan perbedaan dalam kesempatan dan kesejahteraan anak-anak seiring kemajuan mereka di Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi.” tegas Silverius Tasman Muda selaku Senior Manager Program Implementation Save the Children Indonesia Wilayah Indonesia Timur.

Seorang tendik PAUD menyampaikan bahwa “Saat mengikuti Pelatihan Kesetaraan Gender ini, sebagai tendik kami mengingat kembali bahwa ternyata banyak hal yang sebenarnya sudah kami lakukan namun justru tidak mempromosikan kesetaraan gender bagi anak laki – laki dan perempuan di lingkungan sekolah. Setelah mengikuti pelatihan ini, banyak hal yang harus kami perbaiki ketika kembali ke lembaga masing –masing.”

Pelatihan Inovasi Gender Toolkit ingin menjawab 3 hal dasar dalam masalah bias gender seperti :

– Apa saja perubahan pengetahuan dan sikap guru PAUD setelah mendapatkan Pelatihan Kesetaraan Gender?

– Apa saja perubahaan dalam praktik kelas guru PAUD tentang strategi kesetaraan gender yang terkait dengan perangkat kesetaraan gender?

– Apa saja perubahan dalam praktik gender guru PAUD setelah pelatihan dan kunjungan tindak lanjut?

Setelah toolkit dikembangkan, pilot training dilakukan di tahun 2021. Sebelum training dilakukan, Save the Children melakukan baseline dan endline survey dan monitoring terkait pengetahuan dan praktik guru di dalam melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan konsep Kesetaraan Gender.

Hasil assessment inilah yang menjadi acuan untuk melihat perubahan pengetahuan dan praktik guru. Di tahun 2022 ini, selain dimulai dengan baseline, kami juga melakukan Training of Trainers bagi para fasilitator yang merupakan perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinas P5A) dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dinas PPO).

Baca juga: Bagaimana Mengenali Ciri-Ciri Bayi yang Sehat

Pemerintah Daerah lewat Dinas P5A Kabupaten Sumba Barat telah mereplikasi pendekatan ini untuk memperkenalkan konsep kesetaraan gender bagi Anak Usia Dini dengan memfasilitasi sekolah-sekolah lainnya di luar binaan Save the Children terkait akses pada Perangkat Kesetaraan Gender.

“Ketidakpekaan Gender dapat mengarah pada kekerasan terhadap perempuan. Selama empat tahun ini, strategi kami adalah melakukan sosialisasi di tingkat desa untuk orang dewasa. Namun, kami menyadari bahwa konstruksi sosial dan budaya yang terbentuk dalam masyarakat membatasi praktik (dari teori atau konsep yang sudah disampaikan). Mereka (masyarakat) memahami konsep gender tetapi sulit untuk mempraktikkannya. Oleh karena itu, kita harus mulai mengenalkan Gender sejak PAUD dan kita menyambut positif program ini,” tutur seorang perwakilan pemerintah daerah.

Foto utama oleh Nicole Leeper dari Unsplash

Parents Guide
Parents Guidehttp://www.burhanabe.com
Info seputar parenting, mulai dari kehamilan, tumbuh kembang bayi dan anak, serta hubungan suami istri, ditujukan untuk pasangan muda.

Related Posts

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
400FollowersFollow
8,385FollowersFollow

Recent Stories