Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa anak kecil paling sulit diajak berbagi, baik dengan adik atau kakak, teman, bahkan dengan orang dewasa.
Hal itu sebenarnya sangat normal. Keinginan untuk menguasai sesuatu adalah bagian dari proses seorang anak meluaskan wawasannya terhadap lingkungan. Di usia dua atau tiga tahun, si kecil mulai mengalami perubahan kesadaran akan dirinya, dari yang tadinya individual, asik dengan dirinya sendiri, mulai menyadari sekitarnya dan mengembangkan kemampuan sosial.
Baca juga: 7 Tips dari Bocah 5 Tahun untuk Ibunya yang Resah
Salah satu cirinya adalah mau mengerjakan sesuatu sendiri tanpa bantuan. Mungkin beberapa ingin makan sendiri, pakai sendal sendiri, mandi sendiri. Saat inilah kesempatan baik mengajarkan anak untuk mandiri.
Tetapi ada satu hal yang juga baru tumbuh dalam dirinya, yaitu menjadi posesif:
“Itu punya aku!”
Menyadari dan menerima hal ini adalah langkah pertama dalam mengajarkan si kecil untuk berbagi.
Bahkan disinyalir, kata “mine” yang artinya “Milik-ku!” adalah salah satu kata pertama yang sering diucapkan balita di Amerika, demikian menurut situs parenting AskDrSears.com.
Berikut 11 tips yang dirumuskan PG untuk Moms and Pops, semoga dapat berguna:
- Ego hadir sebelum berbagi
Anak yang sedang tumbuh merasa punya ikatan dengan benda dan figur. Perasaan ini penting dalam perkembangan emosional yang sehat bagi seorang balita.
- Kapan waktunya anak diajak berbagi
Berbagi membutuhkan empati. Balita jarang sekali mampu berempati. Di masa itu, mereka akan mau berbagi karena memang disuruh atau diajari demikian baik oleh orang tua maupun guru TK.
Di umur dua tahun, balita akan senang bermain bersama-sama tetapi mereka tidak akan mau berbagi mainan karena mereka belum mampu memahami apa yang temannya inginkan atau rasakan.
Tetapi seiring mereka terbiasa bermain, maka mereka akan mulai melihat nilai dari berbagi.
Akan lebih mudah membujuk balita untuk berbagi dengan anak lain yang lebih kecil atau dengan tamu ketimbang dengan saudara karena balita akan mulai belajar kapan untuk mengalah.
Baca juga: Kapan Si Kakak Mulai Bisa Kita Tinggal di Rumah Sendirian?
- Jangan dipaksa
Gunakan sikap dan ciptakan lingkungan yang mendukung si kecil agar mau berbagi. Bagi kita, mainan si kecil hanyalah mainan. Bagi si kecil, mainan itu berharga. Hormatilah rasa posesif si kecil selama masih dalam batasan normal agar ia juga merasa aman.
Semakin sering bermain dengan anak lain, terutama dalam kelompok, ia akan mulai belajar dinamika kelompok. Bila ia suka merebut barang anak lain maka ia akan mulai merasa dijauhi anka lain dan tidak diajak main bersama. Si kecil juga harus diajari caranya menolak dengan sopan bila memang tidak mau berbagi.
- Jalin hubungan hangat
Kebanyakan respon dari balita didasari dari sikap orang tuanya. Bila kita aktif berbagi berbagai hal dengan dia maka ia akan cenderung juga untuk berbagi dengan teman atau orang lain.
Hubungan yang hangat juga akan membangun citra diri positif bagi si kecil sehingga ia tidak akan terlalu merasa perlu memvalidasi dirinya dengan menunjukkan sifat posesifnya terhadap barang.
Berbagi makanan ringan, nonton bersama, adalah kegiatan yang membangun kehangatan sekaligus mengajari si kecil nilai dalam berbagi dan kebersamaan.
- Berikan penjelasan
Mungkin sulit berharap balita mengerti indahnya berbagi, tetapi kita harus menggunakan semua kesempatan untuk merefleksikan hal tersebut.
Ketika tidak sabar, ketimbang membiarkan si kecil nyerobot atau kita berteriak melarangnya, ada baiknya kita jelaskan dan ajak ia mengekspresikan keinginannya kepada temannya.
“Kalau si kakak sudah selesai, nanti baru giliranmu yah.” Atau “Coba tanya kapan si kakak kapan giliranmu.”’Kita juga bisa menggunakan waktu untuk memastikan pembagian yang adil.
Anak kecil banyak yang sudah mengembangkan rasa keadilan sejak dini. Siap-siap diprotes bila kita tidak cekatan menanganinya.
- Barter
Kita juga bisa membujuk si kecil untuk berbagi dengan temannya dengan menawarkan mainan temannya tersebut sebagai pengganti.
Anak kecil selalu tertarik dengan hal baru dan mainan teman akan terasa lebih menarik walaupun sebenarnya bisa saja tidak lebih bagus dari mainan dia sendiri.
Untuk dapat melakukan hal ini kita butuh mengatur rencana dengan orang tua teman si kecil.
Demikianlah, Moms and Pops, strategi kita untuk membujuk si kecil agar mau berbagi sedari dini. Seperti ujaran terkenal, “Berbagi itu indah”.